🌿PART 8🌿

221 31 0
                                    

__________🍀🍀🍀__________


Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Perih Sa. Udah ah!"

"Tahan Nar bentar lagi selesai."

"Nggak mau Aksa-"

"Lo boleh cakar atau remek-remek tangan gue kalau sakit. Ini kalau nggak di obatin takutnya nanti infeksi, mau lo?."

"Lebay lo. Orang cuma luka-Aaaww Aksa!!." Eleena meringis kesakitan saat tiba-tiba Aksa menekan kapas pada lukanya. Ini yang Aksa tidak suka dari Eleena, suka banget menyepelekan hal kecil.

"Luka kecil juga bisa jadi luka besar kalau nggak cepat di obatin." Tegas Aksa sembari menutup luka itu dengan plester bergambar animal. Hujan di luar tak kunjung reda meski sudah tidak sedaras tadi.

Apa yang Eleena khawatirkan benar terjadi. Saat baru mengijak teras rumah mereka sudah di hadapakan dengan wajah dingin dari Kanaya. Wanita itu memarahi dua anak itu, mungkin lebih tepatnya wanita itu meluapakan amarahnya pada Eleena. Bagaimana pun juga gadis itu yang mengajak Aksa keluar.

Meski sudah Aksa jelaskan kalau ini salah dirinya yang mengajak Eleena untuk hujan-hujanan tapi entah kenapa itu tidak cukup untuk meredakan amarah Kanaya. Sampai dimana Shaka yang baru keluar dari kamar langsung menghampiri sumber keributan yang telah menganggu tidurnya.

"Bunda nggak perlu segitunya kali marahin mereka. Lagian Aksa udah bilang kalau dia yang ngajak hujan-hujanan, bunda marah begitu juga nggak akan merubah apa-apaa."

"Tapi kenapa dia nggak cegah Aksa. Dia kan tahu kalau Aksa baru keluar dari rumah sakit. Sudah tahu mereka salah masih kamu belain."

"Bunda aku kan udah jelesain semua. Ini semua memang murni salah aku jadi jangan marahin Nara. Bunda lihat tangan Nara jadi kaya gini gara-gara aku." Aksa menunjukan luka baru pada sikut Eleena.

"Terserah kalian di bilangin ngeyel semua."

"Eleena sama Aksa buruan mandi pakai air hangat. Eleena pakai kamar mandi dekat dapur ya nanti bajunya pinjam punya Aksa aja dulu terus nanti itu lukanya segera di obatin."

"Jangan deh bang, gue pulang aja_"

"Nggak usah ngebantah! Lagian masih hujan. Ah, dan satu lagi. Gue nggak mau kalian ngulangin ini lagi. Lo berdua udah bukan anak kecil lagi."

Aksa kembali ke alam sadarnya begitu merasakan tepukan di bahunya. Shaka langsung meminta adiknya juga Eleen untuk pergi ke meja makan. Laki-laki dewasa itu baru saja memanaskan makanan yang sudah di masaka Kanaya pagi tadi. Tidak lupa ada satu piring kecil berisi obat yang Shaka letakan di dekat Aksa.

Dendelion🍀Where stories live. Discover now