🌿PART 37🌿

179 28 2
                                    

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.






"Selamat kamu di nyatakan lulus dan akan wisuda bersama yang lainnya bulan depan," ucap seorang pria berkemeja biru dongker itu dengan senyum ramahnya. Nah, kata-kata itulah yang sedari dulu Shaka tunggu.

Dengan perasaan bahagia yang membuncah Shaka beranjak dari duduknya. Sebelum keluar dia mengucapkan terima kasih pada dosen pembibingnya serta dosen penguji karena sudah mempermudah sidangnya.

Kanaya memeluk putra pertamanya dengan perasaan haru bercampur bangga, begitu pula dengan Wardana. Ia teramat bersyukur memiliki putra-putra hebat seperti ketiga anaknya, bahkan tak jarang dia selalu membanggakan anak-anaknya di depan klien maupun para temannya.

"Ayah sama bunda bangga sama kamu Shaka. Sangat bangga, terima kasih telah berjuang sampai titik ini. Ayah tahu ini tidak mudah untuk kamu tapi kamu, bisa melewatinya."

"Ini juga berkat dukungan kalian. Untuk Ayah dan Bunda terima kasih sudah mendukung Shaka."

Kanaya membelai pelan kedua pipi putranya, "maaf ya Shaka kalau kita belum bisa jadi orang tua yang sempurna terutama bunda. Maaf, bunda sudah pernah buat Shaka kecewa."

"Bun, nggak ada yang sempurna. Shaka sebagai anak juga nggak sempurna, sekecawa apa Shaka sama bunda tidak bisa menghapus rasa sayang Shaka sama bunda." Shaka mengecup kedua pipi Kanaya. Matanya melihat ke sekitar tapi tidak menemukan apa yang di carinya.

Seolah tahu isi pikiran anaknya Wardana berkata, "kedua adik mu sedang di jalan. Tadi mereka bilangnya mau datang pakai motor."

"Aksa naik motor?"

"Di bonceng kembarannya, nah itu mereka." Shaka menunjuk pada kedua putranya yang baru datang, Wardana serta Kanaya tidak mengetahui siapa sosok gadis yang berjalan di tengah kedua putranya.

Aksa dan Aska tampak begitu rapi dengan setelah kemeja mereka. Aksa dengan warna putihnya dan Aska dengan warna biru langitnya. Awalnya mereka tidak ingin mengenakan kemeja tapi ini semua suruhan dari Kanaya.

Tidak masalah, apa pun out fitnya tidak akan melunturkan tingkat ketempanan mereka. Aska memberikan sebuah buket berisi coklat yang dia pesan sama tetangganya Marvel.

Karena harus mengambil pesanannya lebih dulu itulah sebab mereka telat datang di sidang abangnya.

"Selamatnya bang atas kelancaran sidangnya." Ucap Aska bangga. Terlihat sekali dari binar matanya.

"Selamat bang Shaka. Akhirnya perjuangan lo nggak sia-sia, kapan wisudanya?" Tanya Aksa.

"Bulan depan." Beritahu Shaka dengan bahagianya.

"Shaka." Panggil seorang gadis yang berdiri di antara si kembar, dia memberikan sebuket mawar yang tentu saja di terima senang hati oleh Shaka.

Gadis itu tampak cantik dengan setelan rok span putih selutu serta manset senada serta outer bermotif batik.

Dendelion🍀Où les histoires vivent. Découvrez maintenant