🌿PART 12🌿

204 30 1
                                    

__________🍀🍀🍀__________

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.

__________🍀🍀🍀__________

Tumben sekali Abizar dan Bastian berangkat lebih awal. Dua anak itu adalah langganan telat, dengan dalih rumah mereka dekat dengan kampus tapi tetap aja tidak on time. Abizar dan Bastian bergabung dengan yang lain tidak lupa juga mereka memasan bubur ayam.

Bubur di depan kampus itu sering menjadi langganan para mahasiswa/i yang nggak sempat sarapan atau anak-anak kost. Selain enak di sini juga murah. Kebetulan sekali mereka bisa mendapat kelas pagi secara bersamaan. Mereka belum sempat menjenguk Aska dirumahnya, itu bukan kerena mereka tidak ada waktu tapi karena Aska sendiri yang melarang mereka.

Sudah pasti mereka bisa tebak jika hari ini sampai beberapa hari kedepan Aska tidak akan masuk kuliah.

"Mang punya saya kuahnya di banyakin ya plus krupuknya juga." Pinta Abizar yang kini duduk di sebelah Kenzo.

Tampak Bastian yang sepertinya masih ngantuk. Kopi di tangannya pun hampir habis. Kata Abizar sih yang semalam nginep di rumah cowok dengan kulit sawo matang itu, setelah selesai membuat makalah bukannya langsung tidur tapi Bastian begitu asik dengan game di ponselnya. Padahal sebelumnya Abizar dengan tegas sudah memperingatkan Bastian agar segara tidur.

"Gimana lo cara bangunin dia?," tanya Marvel anak yang paling tua di antara lainnya.

"Di guyur lah apalagi." Bukan Abizar yang menjawab melainkan Kenzo yang sudah hapal betul kebiasaan kawan sejawatnya itu.

Namun dengan cepat Bastian menyanggahnya, "mending di guyur lah sudah di dorong dari kasur di siram lagi. Memang sialan jadi teman." Wajahnya tampak begitu kesal tapi tidak dengan Abizar.

"Ya salah sendiri di bangunin nggak bangun bangun. Kalau di bilangin tuh nggak usah ngebantah, sudah tahu ada kelas pagi tidur jam empat. Makan tuh mobil legend!." Sungut Abizar lalu meminum tehnya. Saat pesanannya sudah datang Abizar langsung melahapnya tanpa peduli Bastian yang masih setia menggerutu meski bubur itu sudah terhidang di depannya.

Tak berselang lama dari itu datanglah Aksa bersama Eleena. Lima anak itu terdiam dengan tatapan berbeda melihat bagaimana manisnya Aksa yang melepaskan ikat helm Eleena. Mungkin saja orang awam akan menganggap mereka adalah sepasang kekasih. Abizar yang lebih dulu mengalihkan tatapannya dari dua orang di sana.

"Ada yang kepanasan nih," sindir Bastian.

Aksa dan Eleena langsung duduk bergabung bersama Marvel, Kenzo, Reno, Abizar, juga Bastian. Angin berhembus cukup kencang pagi ini, dimana tadi malam turun hujan deras sampai subuh tadi membuat cuaca pagi ini sedikit sejuk.

"Aduh.." Eleena mengucek matanya yang kemasukan sesuatu hingga membuat mata itu merah. Aksa dengan sigap menahan tangan gadis itu, mendekatkan wajahnya pada Eleena hingga membuat jarak keduanya begitu dekat. Dengan lembut Aksa meniup mata indah itu hingga membaik.

Dendelion🍀Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz