🌿PART 26🌿

191 29 3
                                    

__________🍀🍀🍀__________

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

__________🍀🍀🍀__________

"Bunda minta maaf ya sayang, maafin kesalahan bunda" Kanaya benar-benar merasa bersalah. Ia menyesali kenapa baru sekarang dirinya menyadari sikap buruknya padahal sudah berulang kali suaminya maupun Aksa dan Shaka mengingatkannya.

Kanaya juga berpikir mengapa Aska tidak pernah protes akan sikapnya yang ada dia hanya diam dan menghindar.

"Bunda kenapa?," Aska tidak tahu kenapa dirinya malah bertanya. Tapi tidak dapat Aska pungkiri jika dirinya merasa tersentuh.

Aska langsung menahan tubuh Kanaya yang tiba-tiba ingin berlutut di kakinya. Aska menghapus cucuran air mata dengan dua jempolnya, ia tersenyum lembut menatap wajah seseorang yang teramat dia sayang.

"Bunda tidak perlu sampai segitunya. Aska paham, Aska tidak pernah marah atau pun benci sama bunda. Aska selalu sayang bunda,"

"Kenapa kamu selalu diam Aska. Kenapa kamu selalu diam saat mendapat perlakuan tidak adil dari bunda? Bunda selalu saja marahin kamu, bunda-"

"Ssstt! Aska paham. Aska mengerti kenapa bunda seperti itu, mungkin jika Aska berada di posisi bunda maka tindakan kita juga sama. Aska diam, karena Aska tidak ingin menambah beban pikiran bunda, lagian ada abang yang selalu nemenin Aska."

Aska tidak berbohong tapi tidak semua Aska dapat katakan. Beberapa kali Aska menghela nafas dengan sorot mata yang terus bergerak kesana kemari, "Aksa lebih membutuhkan bunda." Satu kalimat yang mampu mencabik-cabik hati Kanaya.

Kanaya tidak tahu harus berkata apa selain menangis. Meski putranya telah memintanya untuk berhenti, kedua tangannya kembali terangkat untuk membelai wajah ibundanya. "Bunda, berhenti ya nangisnya. Aska nggak bisa lihat bunda nangis, ayo senyum buat Aska."

Tanpa sadar kalimat sederhana itu bisa membuat Kanaya terkekeh, "ah..anak bunda. Maafin bunda ya sayang."

"Jangan bilang maaf terus bun!. I love you."

"I love you too. Kamu, Aksa, sama bang Shaka adalah dunianya bunda. Segalanya buat bunda."

__________🍀🍀🍀__________

"Lo percaya sama ginian?" Eleena terdiam sejenak menatap beberapa origami bentuk burung yang telah selesai di buatnya bersama Aksa. Mengangguk pelan namun sedetik kemudian menggeleng, "tapi apa salahnya di coba. Gue pernah lihat film dimana ada orang yang buat seribu origami burung untuk kekasihnya yang tengah sakit." Ujar Eleena begitu polosnya.

"Tapi itu cuma film Nara."

"Ya tapi apa salahnya buat. Kalau lo nggak mau bantuin ya sudah, gue bisa-"

Dendelion🍀Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt