🌿PART 11🌿

205 25 2
                                    

"Aska lain kali hati-hati kalau bawa motor

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Aska lain kali hati-hati kalau bawa motor. Bukan masalah motornya, kalau rusak bisa di ganti tapi kalau kamu nggak ada gantinya!." Tegas Wardana yang membuat Aska tertegun. Aska tidak menjawabnya namun tatapan tertuju pada wanita yang duduk di samping kanan ayahnya.

Interaksi hangat di antara Kanaya dan Aksa membuat rasa iri itu mencuat kepermukaan. Bukan bundanya tidak sayang padanya namun Aska merasa bahwa perhatian bundanya hanya tertuju pada kembarannya saja. Hanya ayahnya dan Shaka yang selalu menemaninya.

Tapi kini ayahnya sangat sibuk karena urusan pekerjaan juga Shaka yang sibuk dengan kuliahnya. Aska kembali fokus pada makanan di depannya, rasa sudah tak berselera lagi. Eleena meraih piring Aska yang membuat cowok itu terkejut.

Sudah dari tadi Eleena memperhatikan Aska. Entah tidak berselera atau kesusahan makan dengan tangan kiri, "gue bantuin lo makan ya. Lo harus banyak makan sama istirahat biar cepat sembuh, ni Aaaa..." Aska membuka mulutnya, menerima suapa dari Eleena.

Gadis berparas cantik itu terus menyuapi Aska dengan telaten. Ketika Aska menolak maka ia akan terus memaksanya sampai akhirnya makanan itu habis. "Marahin saja El. Aska memang gitu kalau di suruh makan susahnya minta ampun."

"Apa sih Yah, nggak gitu juga kali."

"Memang kaya gitu. Lo tuh ya dek susah banget kalau di suruh makan, untung Aksa sudah nggak kaya gitu lagi." Tambah Shaka.

"Ka habis ini lo harus langsung istirahat. Awas aja kalau lo sampai begadang!."

"Serah gue dong. Lagian mana tahu lo kalau gue begadang apa enggak." Ejek Aska dengan raut wajah menyebalkan.

"Ya tahulah. Apa sih yang nggak gue tahu soal lo."

Tiba-tiba Shaka berdehem, tersenyum jahil kepada dua remaja itu. Aska adalah orang pertama yang meninggalkan meja makan dengan alasan ingin istirahat lebih dulu. Jujur bukan itu alasan yang sebenarnya.

Dia sadar, bagaimana tatapan Aksa tadi. Mungkin lebih baik dirinya menghindar, itu lebih baik. Hal pertama yang di lakukannya setelah memasuki kamar adalah mengambil sebuah buku dengan sampul hitam bergambar bunga. Lalu ia berjalan ke arah jendela,

Buku ini satu-satunya benda yang ia miliki. Ketika rasa rindu untuk datang Aska selalu membaca deretan kalimat yang di tulis seseorang di dalam buku itu. Aska membuka buku itu secara random.

 Aska membuka buku itu secara random

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Dendelion🍀Where stories live. Discover now