29. Boneka Mampang

1.3K 92 8
                                    

Haii teman teman?
Alvaro ganti cover ya, soalnya cover sebelumnya monoton banget ya walaupun sekarang juga monoton. Tapi lumayan kan?

Happy reading!

Seorang pria sedang mendudukan diri dengan pikiran yang bisa dibilang kacau. Dirinya kehabisan akal untuk membuat musuhnya hancur.

"AGHHH... GUE HARUS GIMANA LAGI BIAR LO MENDERITA VARO!" teriak pria itu dengan penuh frustrasi.

Tok-tok

"Masuk"

"Saya ingin melaporkan informasi apa yang saya dapat dalam beberapa hari ini"

"Tepat beberapa hari ini, saya melihat Alvaro dan Elvano bertengkar hebat di kantin sekolahnya, hanya karena seorang gadis aah ralat perempuan yang bernama Zora, Elvano menampar Alvaro dan itulah yang membuat mereka bertengkar hebat dan hingga kini belum kunjung bermaafan"

"Jadi begitu, baik lah. Kita akan menghancurkannya secara perlahan" ucap pria misterius itu.

Gak usah sok misterius deh, gak perduli yang perduli sama kamu

Sial lo!

oo0oo

Beberapa hari sudah berlalu, kini beberapa bulan pun sudah berganti, namun maaf Elvano belum diterima sampai saat ini.

Tangannya lah yang telah memukul wajah kakaknya, tangan inilah penyebab kakaknya kian semakin menjauh darinya. Lalu dirinya harus bagaimana?

Elvano terus memaki dirinya sendiri, dia sudah melakukan segala cara agar dimaafkan, bahkan menyuruh Vanya membujuk Alvaro pun hanya sia sia saja.

Apakah tidak ada maaf baginya?

Kini bulan November pun tiba dibulan ini pun Alvaro dan Elvano berulangtahun tepat di tanggal 25 November keduanya lahir dengan takdir yang berbeda...

Keren ngeskipnya 5 bulan sendiri.

Tepat tiga hari mendatang adalah hari ulangtahun mereka, Elvano berharap sangat dengan datangnya hari spesial bagi mereka dirinya bisa mendapatkan kata maaf dari sang kakak.

Dan satu minggu mendatang ulangan semester ganjil telah tiba, dan itu lah yang menyebabkan Alvaro lebih giat mengejar nilainya, teringat enam bulan yang lalu bagaimana, menyedihkan.

Dan tiga bulan dari sekarang kelulusan akan tiba, sungguh singkat bukan?

Dimalam yang penuh bintang ini Alvaro sedang belajar ditemani sinar mangata yang indah.

Dan didampingi oleh orang yang spesial.

Kini Alvaro sedang melakukan video call bersama Rena, ini permintaan dari Alvaro agar Rena terjamin belajar tidaknya.

"Alvaroo.... otak aku ga bisa berfikir lagiiii" rengek Rena. Sedangkan Alvaro tetap fokus pada bukunya.

Alvaro memalingkan pandangannya kembali menatap wajah Rena di layar Hp "Mana yang kamu gak ngerti?" tanya Alvaro

"Pliss... Semuanya!!!! Ini udah malem aku tidur aja deh"

"Enggak! gimana ceritanya kamu gak bisa terus nyerah gini? Ayo Rena" bujuk Alvaro.

"Is orang otaknya gak mampu juga! Mending besok aja disekolah ajarin aku, klo video call gini gak akan masuk otakkk!!"

"Dasar otak udang!"

Tut

"ALVARO! LO NGEHINA GUE?" teriak Rena dari balkon kamarnya

Alvaro membuka tirai jendelanya mendapati diseberang rena sedang bercakak pinggang. "ENGGAK SAYANG!" teriaknya kepada Rena.

Kemudian Rena memasuki kamarnya kembali sambil menghentak-hentakan kakinya. Alvaro yang melihat itu terkekeh geli dan menggeleng tidak habis pikir.

Alvaro merasa tenggorokannya mulai kering saat ini dan memutuskan untuk kebawah menuju dapur. Mendapati Bi Ina yang sedang mencuci piring.

"Bi!"

"Eh copot-eh copot! Astaghfirullah den Al!" kaget Bi Ina.

"Hehehe.... Maaf bi" ucap Alvaro, dan meraih gelas yang ada di lemari piring dan menuangkan air putih kegelasnya.

"Bibi belum tidur? Ini udah malem lo Bi" sambung Alvaro

"Habis nyuci piring ini juga nanti tidur kok den, aden sendiri kenapa jam segini belum tidur?"

"Gak bisa tidur bi" ucap Alvaro kemudan meminum air putih yang tadi ia ambil "Al ketaman samping dulu ya bi"

"Jangan lama lama den, udaranya dingin, nanti Aden malah sakit jadinya" ucap bi Ina.

"Iya bi"

Kini Alvaro menatap sinar mangata di ujung danau kecil di samping rumahnya. Lalu tersenyum manis memikirkan kebahagiaan kebahagiaan yang dulu ia dapatkan sewaktu kecil.

"Angkasa malam hari ini indah bunda..."

Mengingat dirinya berjanji akan melindungi adik adiknya dengan sangat baik, tentang perkataan bundanya sebelum meninggalkannya.

"Al-varo, nanti kalau bunda udah e-nggak ada Alvaro sering s-sering dateng kemakam b-bunda sama Elvano"

Alvaro menunduk dan menangis dalam diam, dirinya bukan kakak yang baik, permintaan Alana pun belum Alvaro wujudkan.

"Maaf bunda"

Tiba tiba ada seseorang yang duduk di samping Alvaro. Alvaro pun menatapnya.

"Keinget bunda Alana ya?" tanya Vanya memecah suasana, Alvaro hanya mengangguk, lalu menunduk kembali guna menyembunyikan wajahnya yang terlihat habis menangis.

Vanya tertawa kecil melihat kakaknya. "Wajah kakak lucu kalau habis nangis" kekeh Vanya

"Kakak ini ganteng, bukan lucu! Dikira kakak boneka Mampang apa?"

"Lo yang bilang sendiri kak, kalau lo mirip boneka Mampang"

Alvaro kemudian mencekik leher Vanya pelan menggunakan bagian ketiaknya "Rasain lo!" hilanglah waktu sad sad nya karena kehadiran bocah wibu bau bawang disini.

"Aaaawww.... Ketek lo bau kak! Bau terasi bego!" kesal Vanya, perkataan Vanya malah membuat Alvaro makin gencar menjahilinya.

"Enak aja muka ganteng gue disamain sama boneka Mampang" batin Alvaro

"Nih makan tu terasi!" ucap Alvaro sambil mengangkat tangannya keatas guna memamerkan ketiaknya.

"Sumpah bau banget lo kak, lima bulan ya lo gak mandi?" ucap Vanya sambil mengibas-ngibaskan tangannya di area hidung.

"Enak aja, kakak ni ya walaupun kadang satu hari mandi satu kali kakak pake deodorant setiap 4 jam sekali. Emang kamu? Kemarin 5 hari maraton anime sampai lupa mandi, keluar kamar bau bawangnya kecium"

"Lo lagi ngejek gue kak?"

"Enggak, kakak cuma ngomong sesuai fakta aja si" ucap Alvaro sok acuh. Vanya yang bendengarny sontak kesal dan menarik rambut lebat milik Alvaro.

"AWWWSSS... lepasin rambut kakak Anya!"

"GUE MASIH KESEL SAMA LO KAK!"

Keduanya pun alhasil saling berdebat, sampai mereka tidak menyadari sedari tadi ada yang menatap keduanya iri, dia adalah Elvano yang memperhatikan keduanya dari balkon kamarnya.

"Gue iri gue bilang" monolognya dalam kamar.

Kemudian dirinya kembali berkutik dengan buku dan pena kembali, sesekali Elvano melirik layar Hp untuk melihat chat dari Alena.

my mine

Semangat, jangan lupa istirahat
Good night ano...

Elvano tersenyum melihat pesan yang Alena kirim, sial saat ini dirinya bahkan ingin berteriak kegirangan, aghhh dirinya baper.

"Setidaknya gue masih punya dia"

To Be continued

Yey dikit dulu yaa

Byee see you next part!!!!

ALVARO (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang