26. lelah

1.8K 124 30
                                    

Permisi...
Kiw up, ya gaje seperti biasa. Gue orangnya ga pernah bisa mempermainkan kalian, orang permainan di PlayStore banyak ngapain coba.

“Lelah itu istirahat bukan malah menyerah! Nanti ketinggalan yang lain mampus.”

Happy Reading

Alvaro menjalankan motornya meninggalkan halaman rumah milik Rena, dirinya langsung menuju markas tanpa singgah kerumah walaupun hanya sebentar. Padahal rumah Rena dan rumahnya bersampingan, Alvaro enggan karena dia tahu jika ayahnya dirumah tidak mungkin diizinkan untuk pergi kemarkas.

Alvaro menjalankan kendaraannya dengan kecepatan sedang, jarak rumah dengan markas tidak terlalu jauh, dia bisa bersantai sebentar.

Perjalanan nya pun lancar tanpa kendala apapun, markas mereka cukup strategis dan tidak terlalu dekat dengan tempat ramai. Setibanya Alvaro di markas dirinya langsung masuk dan duduk di sofa kecil, dan menyenderkan kepalanya yang mulai merasa pening.

Saat ini masih ada waktu 10 menit untuk menunggu anggotanya datang, dia memanfaatkan waktu itu untuk tidur walaupun hanya sejenak, namun dia pikir siapa tau pusingnya akan menghilang, entah mengapa tubuhnya sangat lemas kali ini.

Belum lagi dirinya harus kerja setelah ini sungguh sangat lelah.

Brak!

“ASSALAMU'ALAIKUM EPRIBADEH!” teriak Radit, salah satu anak aodra. Belum juga lima menit Alvaro memejamkan matanya sudah ada pengganggu saja.

“Loh sepi bener yang lain mana bos?” tanya Radit, celingak - celinguk mencari keberadaan teman temannya. Alvaro yang merasa terpanggil pun membuka matanya “Di belakang, panggil kesini waktu gw ga banyak” ucapnya singgat lalu memejamkan matanya kembali. Radit mengangguk dan mencari keberadaan mereka.

“Loh, lo pada disini, bang Al udah didepan anjime gimana sih lo pada?” tanya Radit, kemudian Radit dan beberapa anak lainnya menuju dimana Alvaro berada.

“Udah kumpul?” Tanya Alvaro yang menyadari keberadaan teman-temannya. Kehadiran mereka memaksanya untuk terbangun namun rasa sakit dikepalanya tak kunjung hilang.

“Tinggal nunggu, anggota inti aja bang” seru Aksa.

“Ngaret emang mereka” ujar Langit yang sedang sibuk dengan game online miliknya. Ayolah Langit ini kecanduan main ML.

Ceklek

Pintu terbuka menampakan Bima, Bayu, Zidan dan Devan.

“Panjang umur”

“Hehehe sorry telat, macet” Devan mencoba ngeles.

“Halah, alesan bang!” seru salah satu dari mereka. Devan memelotot kan matanya “Gak udah kompor lo cil!”

“Duduk! Ada yang mau gue bahas” ucap Alvaro dengan muka yang nampak serius, mereka yang mendengar nada suara Alvaro yang nampak dingin dan sangat serius pun memutuskan untuk memfokuskan matanya pada ketua aodra itu.

Mulai dari Bima yang berhenti mendengarkan musik dari headset miliknya, bahkan Langit yang memutuskan berhenti memainkan game nya tak perduli rank nya akan turun atau tidak.

“Gue disini mau bahas beberapa hal, pertama gue nyampein, jangan ngambil gerakan gegabah tanpa diketahui gue, Zidan atau Bima. Dan gue ingetin lagi kekalian, jangan sok jadi seorang yang berkuasa, kita bukan geng brandalan inget?

Gue disini bukan sebagai ketua kalian melainkan seorang teman bagi kalian, gue ngomong cerewet gini demi kalian,  sampai gue denger kalian cari gara gara dengan geng lain atau warga sekitaran sini, kalian akan dikasih hukuman”

ALVARO (Revisi)Where stories live. Discover now