23. Asing

1.6K 94 5
                                    

Assalamu'alaikum teman-teman yang tercintah!

Jangan lupa vote dan komen ya sekalian follow

Happy Reading

Beberapa hari berlalu, hari ini Alvaro berniat untuk melamar pekerjaan separuh waktu di cafe milik nenek dari Zidan.

Alvaro sudah sampai di perkarangan cafe yang baru dibuka kala itu, lalu beberapa detik Zidan datang dengan montor sport miliknya, menghampiri Alvaro yang masih duduk montor miliknya.

“Gimana kabar lo Al?”

“Lo tau kan gue ga suka basa basi gini?”Ucap Alvaro dengan nada dinginnya. Lalu Alvaro turun dari montornya

“Lo tu, ramah dikit kek sama gue, ayo masuk nenek gue udah nunggu dari tadi” Zidan tertawa kecil dan merangkul tubuh kurus milik Alvaro.

Mereka berjalan beriringan memasuki sebuah cafe, Zidan terus melemparkan candaan candaan kecil kepada Alvaro dan respon Alvaro singkat namun berkesan kayak 'oh...dia dengerin gue'.

Zidan dan Alvaro melewati ruangan penuh pelanggan dan menuju lantai dua dimana nenek Zidan berada.

“Aduh aduh... Nak Alvaro ya?” Nampak seorang wanita lansia menghampiri Alvaro “Aduh aduh duduk sini dulu yuk” Ajak wanita itu sambil menarik Alvaro untuk mengikutinya duduk di sofa diruangan tersebut, sedangkan Zidan? dirinya justru di abaikan oleh wanita itu yang notabene neneknya sendiri

"Ternyata kamu lebih tampan dari pada yang saya bayangkan" ucap nenek itu genit, yang bernama Sila.
Alvaro yang mendengarnya sontak tersenyum canggung.

“Nenek denger kamu mau ngelamar kerja disini?” tanya nenek Sila, Zidan menatap neneknya jengah.

“Iya nek, rencananya saya mau kerja separuh waktu” Ucap Alvaro dengan sopan, nenek Sila menganggukan kepalanya.

“Gue ga dianggap anying” batin Zidan miris.

“Baiklah, karena kamu pakai orang dalam jadi kamu diterima, kerja yang bener ya, jangan ngecewain kepercayaan yang saya berikan, jika kamu siap hari ini kami boleh langsung bisa kerja”

“Iya Nek, saya siap hari ini juga” ucap Alvaro secara antusias, lalu nek Sila terkekeh kecil mendengarnya.

“Anjing dada gue sakit, di sebut orang dalam” Batin Zidan sembari memegangi dadanya.

“Kerjaan kamu nganterin makanan dan melayani pelanggan, kalau kira kira didapur sibuk kamu bisa bantuin disana” ucap Nek Sila memberitahu apa saja pekerjaan yang akan dilakukan Alvaro

“Terus aja, nenek lupa sama Zidan apa dari tadi dikacangin mulu, apa Zidan ga keliatan Nek?”

Nenek Sila mengerutkan keningnya “Memang kita kenal?” candanya kepada cucu bungsunya.

“hufttt” Alvaro menahan tawanya, menahan agar tawanya tidak keluar.

“Ketawakan lo!”

“Nek, aku tau nenek itu udah tua dan pastinya udah pikun, tapi masa iya lupa sama cucunya yang ganteng ini?”

“Cucu sialan kamu!”

“Saya pamit nek, mau langsung kedapur” pamit Alvaro kepada Nek Sila. “bentar nenek panggilin kariawan lama dulu biar dituntun” ucap nek Sila, kemudian menelfon salah satu karyawan.

Nek Sila nampak mengotak-atikan  ponselnya dan menelfon bawahannya
“Halo, Sea bisa kesini? ”

“...... ”

ALVARO (Revisi)Onde histórias criam vida. Descubra agora