20. Akira Ishikawa

1.4K 91 4
                                    

Happy Reading

"Sini tangan kamu" Perintah Rena, Alvaro sama sekali tidak melawan dirinya langsung memberikan tangan kiriny pada Rena.

Rena tersenyum " Aku gambar ya?" Ucapnya alih-alih mencari pulpen didalam tas kecilnya.

Alvaro terkekeh pelan mendengar tuturan kata yang keluar dari mulut gadis imut didepannya. Lalu Alvaro mengangguk, Rena mulai menggoreskan tinta pada sudut sudut goresan yang Alvaro ciptakan, goresan tinta itu berbentuk bintang.

Alvaro menikmati rasa perih di pergelangan tangannya, dia tak sadar Rena sedikit melirik wajah tertekan miliknya.

"Kalau sakit bilang dong" Kesal Rena, ayolah apakah sangat sulit agar Alva-nya ini lebih terbuka dengan dirinya?

"Engga sakit, cuma perih aja sedikit" Alvaro mengelak " Sama aja, sama-sama sakitkan?" Ucap Rena dengan nada jengkel.

"Kita kan mau jalan Rena, masa Rena marah marah gini" Ucap Alvaro dengan melembungkan pipinya.

"Ini juga salah Alva kan?" Ucap Rena tanpa memalingkan pandangannya dari pergelangan tangan Alvaro, sebagai sentuhan terakhir dirinya menambahkan kalimat "sorry" Di sudut bintang-bintang itu.

"Maaf, ya salah Rena pake tau sengala kalau Alva ngelukain diri sendiri" Ucap Alvaro, tuturan bahasanya sangat berbeda sekali dari biasanya

"Oh jadi salah Rena ya" Garang Rena, nyali Alvaro menciut karnanya "Engga, ini salah Alva kok"

"Nah itu tau"

"Permisi... Dua Cappucino drink dan satu roti bakar siap dinikmati" Ucap waiters dengan ramah.

"Terimakasih" Ucap Rena dan Alva bersamaan.

Pelayan itu mengangguk lalu "Silahkan dinikmati"ucap Waiters itu dan membungkukan badannya lalu berlalu menuju dapur.

" Emang kamu mau ngajak aku kemana Alva?" Tanya Rena, Alvaro belum mengucapkan tujuan membawa Rena jalan.

"Dimakan dulu, nanti Alva kasih tau" Ucap Alvaro, nadanya tampak biasa saja tak datar dan juga tak riang. Rena hanya mengangguk mengiyakan kemudian dirinya memakan roti bakar miliknya.

"Kamu ga laper Alva?" Tanya Rena, muka Alvaro yang pucat sedikit membuat Rena takut.

"Alva liat Rena makan aja udah kenyang" Ucap Alvaro dengan senyum tipisnya. Rena terus menatap Alva lekat, kemudian Rena menganggukan kepala setelahnya dirinya memakan kembali roti bakar miliknya.

Keheningan tercipta, Rena sedang fokus pada roti bakar miliknya sedangkan Alvaro terus memperhatikan Rena.

Drrrttt...

Rena mengalihkan pandangannya kepada hp milik Alvaro "Dari papa kamu?" Tanya Rena.

Alvaro menganggukan kepalanya "Aku angkat dulu ya Ren" Kemudian Alvaro berdiri dari tempat kursi lalu berjalan agak jauh dari lokasi Rena.

"Hallo? Ada apa pa?" Tanya Alvaro.

"Dimana kamu? Tawuran lagi?" Tanya Revan dengan nada dingin.

"Engga pa, aku lagi jalan, aku ga lagi tawuran" Ucap Alvaro mengelak apa yang dituduhkan Revan padanya.

"Apakah kau sedang melakukan hukumanmu semalam?" Tanya Revan kembali.

"Hmm"

"Jawab saya dengan benar Varo! Saya ini masih ayahmu jika kamu lupa" Ucap Revan, nada bicaranya terdengar lebih dingin dari tadi.

"Iya pa, hukuman yang papa kasih masih aku jalanin" Jawab Alvaro jengah, rasanya ingin sekali dirinya memutuskan sambungan telepon ini.

"Baiklah, nanti malam pukul sembilan malan kau sudah boleh memakan sesuatu, sebelum jam sembilan tepat kau tidak boleh memakan makanan, jika melanggar hukumanmu diperpanjang!"

ALVARO (Revisi)जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें