9. Main kejar-kejaran sama guru BK

2K 153 41
                                    

Assalamu'alaikum

Kita awali chapter kali ini dengan bacaan basmallah. "bismillah"

Happy Reading.

"Gue... Nathan Rio William"ucap pemuda tersebut, seraya menyodongkan tangannya.

Dengan cepat Alvaro menepis tangan Si Rio Somplak ini.

"Gue pamit dulu dek, jaga diri baik baik, jangan nakal ya" ucap Alvaro kepada Vanya dan mengabaikan kutu kupret Rio.

Vanya menganggukan kepala pelan "Iya kak, hati hati dijalan ya, jangan mampir2"

"Buset gue dikacangin nih bang?" Ucap Nathan dengan muka sedihnya, ralat disedih sedihkan.

"Gue bukan abang lo, jagain adek gue, jangan ngelewatin batas atau lo bakal tau akibatnya" Ujar Alvaro dengan wajah datar dan serius.

"Mana berani gue nantangi maut sendiri" batin Nathan.

Alvaro tanpa berpamit pun melajukan montornya, menyelusuri kota jakarta yang padat.

Setelah melewati gunung, menyebrangi kali, melewati lembah, menyelusuri hutan akhirnya sampai di.... Tempat bakso.

Yakali disekolah, mending bolos kata Bayu. Ditempat bakso mang Ujang ini sudah ada kelima teman Alvaro yang mampir sebelun Alvaro datang.

Alvaro mencopot helmnya lalu berjalan menuju ketempat duduk teman-temanya "Mang baksonya satu porsi" ucapnya.

"Varo, yang bayar Bang Satria aja dia habis menang balapan tadi malem" Ucap Devan spontan.

Dengan reflek pula Satria memukul belakang kepala Devan. Membuat sang empu meringis kesakitan "Ssstt, Shacitt bwang.." Ucap Devan dengan melembut-lembutkan suaranya, yang membuat teman temannya ingin muntah.

"Jangan dilanjutin van, gue ga nafsu nanti" Ucap Bima, dengan muka ingin muntahnya.

"Ini den, Baksonya" Ucap mang Ujang, lalu menaruh semangkuk bakso di depan Alvaro.

"Terimakasih mang" ucap Alvaro seraya mengambil kecap kepada baksonya "Cepet habisin baksonya terus berangkat sekolah" lanjut Alvaro. Seketika wajah segar mereka pudar.

"Gue kira kita bakal bolos" Ucap Bayu, meratapi ekpetasinya jatuh begitu saja.

"Udah pasti kita telat nih" Ramal Zidan.

"Gak ush banyak bacot habisin cepet " Peringat Bima, lalu fokus kepada makananya.

~00~


Waktu pun berlalu begitu cepat saja, 4 hari terlewat dengan damai, tidak ada gangguan, kini hari menyebalkan pun datang.

Hari Senin, dimana kita harus bangun pagi untuk mengikuti upacara dan disusul mata pelajaran Matematika, suram bukan?

Namun hal itu tidak berlaku untuk 6 joli itu, bangun si bangun pagi, berangkat juga pagi namun tentu saja tidak langsung ketempat tujuan. Mereka nongkrong ke kedai mang Ujang.

"Kita kapan tobat ya?" Tanya Zidan dengan menatap langit.

"Tobat apaan" Jawab mereka serempak, dengan menatap Zidan seksama.

"Tobat jadi langganan pak Fahri lagi" Jawab Zidan, pak Fahri adalah guru BK di SMA Cakrawala 3.

"Ck, Nunggu pak Fahri cape ngehadapi kita" Jawab Devan santai tanpa dosa.

"Ngoceh aja kalian, ayo berangkat udah jam 7" Ujar Alvaro dengan nada tegas seolah olah ucapannya tidak bisa diganggu gugat.

Bisa dibayangkan mereka berangkat dari rumah jam 06.15, dan berangkat kesekolah pukul 7, ya udah telat lah.

ALVARO (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang