31. Balon Babi

213 17 0
                                    

Halooo Arka dan Abel update lagi nih semoga suka terus sama ceritanya yaaa... oh iya kalau suka jangan lupa vote, komen, dan share ke temen-temen kamu supaya ARKA-ABEL makin dikenal banyak orang!

***

***

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.

***

"Asal kalian tau, Arka dan Zion suka perempuan yang sama. Jadi kalau Arka putus, Zion akan kehilangan masa depannya karena sibuk mengejar Abel."

Baik Putra maupun Nisa, raut wajah keduanya berubah seketika. Mereka sama sekali tidak percaya dengan ucapan Arka, mereka tau pasti Arka asal bicara supaya Arka tidak putus dengan Abel.

Nisa memang tahu Arka sibuk mengejar Abel dari cerita Zion. Dan Zion sama sekali tidak pernah bercerita kalau dia juga suka sama Abel. Jadi dapat disimpulkan kalau Arka berbohong.

"Mama nggak percaya," ucap Nisa yang diangguki oleh suaminya.

"Iya, Papa juga nggak percaya! Selama ini Zion sibuk belajar jadi tidak mungkin ia bisa melirik perempuan!"

Arka malah terkekeh kecil. Ia memang sudah menebak kalau kedua orang tuanya ini tidak akan percaya begitu saja. "Memangnya Papa Mama tau bagaimana Zion di sekolah? Nggak kan?" Arka menunjuk sisa lebam yang berada di wajahnya. "Lebam ini ada karena pukulan dari Zion karena Arka nggak terima Zion duduk sama Abel."

"Asal kalian tau, Zion itu nggak seperti yang Papa Mama lihat di rumah. Terserah mau percaya sama Arka atau nggak. Yang pasti sekarang Arka bicara jujur." Setelah itu Arka pergi menuju kamarnya. Membiarkan Mamanya yang sibuk mengomelinya ketika ia pergi begitu saja.

"Pa, nggak mungkinkan Zion juga suka sama perempuan yang sama?" tanya Nisa pada suaminya. Ia sangat khawatir jika ucapan Arka benar adanya, ia khawatir Zion akan seperti Arka karena perempuan.

"Nggak mungkin. Itu pasti akal-akalan Arka aja supaya dia nggak putus," sahut Putra berusaha tenang. Walau hatinya masih mengganjal.

"Semoga aja." Nisa melirik jam yang ada di dinding. "Omong-omong, Zion ke mana sih, ini sudah hampir jam lima tapi belum pulang juga! Latihan olim nggak mungkin selama ini kan?" Zion biasa pulang jam 4 sore ke rumah setelah latihan olimpiade selama satu jam. Seharusnya sekarang Zion sudah pulang tapi dia belum juga datang membuat Nisa khawatir.

"Lusa kan hari H Zion olimpiade, mungkin sekarang jam latihannya ditambah," balas Putra berusaha berpikir positif. Tangannya sudah menggenggam ponsel untuk menghubungi Zion.

"Kenapa nggak kabarin kita dulu? Kalau tau begini kan Papa nggak perlu pulang cepet." Ya, Putra memang sengaja pulang cepat untuk mengajak Zion jalan-jalan sebagai refreshing supaya pikiran Zion bisa fresh dan rileks ketika mengikuti olimpiade nanti.

"Gapapa. Kita bisa pergi nanti malam." Putra masih terus mencoba menghubungi Zion, tapi ternyata panggilannya ditolak olehnya. Ia mencoba menghubunginya lagi tapi tak lama kemudian panggilan ditolak lagi. Dan saat panggilan ketiga, panggilan tersebut tidak tersambung. Semakin geramnya Putra diperlakukan seperti itu oleh anaknya.

ARKA-ABELTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon