17. Permintaan Abel

462 29 7
                                    

Bestiee aku update yeayyyyyyyy

Jangan lupa votement-nya yaaa!

Gantengnya bisa biasa aja gasiiiii😤😤

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Gantengnya bisa biasa aja gasiiiii😤😤


>>><<<

"Shhh... ah..."

Irene menggigit bibirnya saat mendengar suara Arka. Jantungnya berdetak kencang, ia sedikit gugup namun terus mengoleskan kapas yang sudah diberi cairan antiseptik ke lebam di wajah Arka.

Kejadian tadi begitu cepat. Saat Arka pergi dari kantin, ia mengejarnya. Tak lama kemudian ia melihat Arka ditarik oleh Martin dan langsung ditonjok. Rasanya ingin sekali ia melerai mereka tapi ia sadar kalau kekuatannya tak sebanding dengan Martin.

Dari kelas sepuluh, Arka dan Martin sudah saling benci satu sama lain. Entah apa masalahnya dirinya tidak tahu.

Maka dari itu ia berlari memanggil guru BK untuk melerai pertengkaran mereka.

Tapi ada satu nama yang mengganjal di otaknya tadi. Ya, Irene mendengar satu nama di pertengkaran keduanya, Michel. Siapa Michel? Di sekolah ini tidak ada yang bernama Michel. Dan kalau ia tak salah dengar, Michel lumpuh? Gara-gara Arka? Tapi Arka marah saat Martin bilang penyebab Michel lumpuh karena ulahnya. Jadi Arka dituduh makanya Arka marah? Tapi kenapa Arka tak melawannya?

Irene menggaruk kepalanya karena bingung. "Aaaaa gue pusing!" ucapnya prustasi.

"Ngapain lo?"

Irene terkejut saat mengetahui Arka sudah siuman. "Eh Arka udah bangun."

"Ngapain?" Arka mengulang pertanyaannya.

"Obatin luka lo, Ar. Oh iya gue yang manggil guru BK buat misahin kalian. Untung gue gercep kalo nggak lo lebih parah dari ini. Lagian, kenapa gak lo lawan aja sih? Kan lo bisa berantem."

"Hp gue mana?" tanya Arka.

Irene mengambil ponsel Arka di atas nakas. "Nih.." Ia melihat Arka mengotak-atik ponselnya lalu menaruh ponsel itu di telinga kirinya.

"Halo, Abel dimana?"

Irene mengembuskan napas kasar. Wajahnya cemberut karna tak suka. Abel lagi Abel lagi!

"Bisa ke UKS?"

"Obatin luka Kak Arka."

Irene menatap Arka tak percaya. "Loh, Ar, ini gue lagi ngobatin luka lo kok malah manggil Abel si?!" ucapnya tak suka.

"Jangan lupa izin dulu sama gurunya."

"Cepetan ya, Bel."

Setelah itu panggilan terputus.

Arka menatap Irene. "Thanks. Lo bisa pergi."

Irene menahan rasa kesalnya lalu berdiri. Berjalan keluar sambil menghentakkan kakinya. "Sialan!"

ARKA-ABELWhere stories live. Discover now