30. Disuruh Putus

212 19 1
                                    

Halo apa kabar??? maafin baru update lagi karena Minggu kemarin ngga sempet nulis...

Semoga suka ya sama part ini💖

🌻 Happy Reading 🌻

***

***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

Abel berlari kencang menuju kelas untuk menghindari Arka yang sukses membuatnya salah tingkah. Semua pasang mata tertuju pada Abel yang baru saja tiba di kelasnya dalam keadaan ngos-ngosan. Gadis itu tersenyum kikuk lalu duduk di bangkunya.

Abel kembali teringat kejadian tadi, ia masih belum menyangka kalau sekarang dirinya dan Arka sudah berpacaran. Alasan mengapa dirinya menerima ajakan Arka untuk berpacaran karena kalimat yang laki-laki itu ucapkan, di mana Abel pantas untuk cemburu jika Arka berduaan dengan Irene kalau Abel menjadi pacar Arka. Abel memang tak suka melihat keduanya bersamaan, sehingga Abel menuruti ajakan Arka supaya ia dapat mengomeli Arka jika laki-laki itu bersama Irene.

Sejujurnya Abel tidak tahu apa yang harus ia lakukan saat berpacaran nanti karena ia tidak pernah berpacaran. Ia takut akan melakukan hal buruk yang membuat Arka tak suka padanya. Jadi, Abel memutuskan untuk bertanya pada Vano dan Zion, barangkali keduanya bisa membantu.

"Oke anak-anak, segitu saja ya pembelajaran kita pada hari ini. Sampai jumpa minggu depan!" Guru yang baru saja mengajar di kelas Abel segera pergi ketika waktunya sudah habis.

Jam keempat sudah habis, kini lanjut ke jam kelima. Kelas lumayan berisik karena muridnya asyik mengobrol sambil menunggu guru berikutnya masuk ke kelas.

Karena merasa masih ada waktu, Abel memutuskan untuk datang ke meja Zion dan Vano untuk memberi tahu hal ini. Ia menyeret bangkunya ke dekat meja mereka. "Zion, Vano, Abel mau ngomong sesuatu ke kalian."

"Mau ngomong apa?" tanya Zion sambil memasukkan bukunya ke dalam tas.

"Lo mau kasih semangat buat Zion kan?" tebak Vano.

Abel mengerutkan alisnya. "Semangat? Nggak kok."

"Wah parah sih, lusa Zion mau olim, dan lo nggak kasih semangat? Jahat, gue kalo jadi Zion marah!" Vano memanas-manasi. Sedangkan Zion mendelik tajam ke arahnya.

"Hah?! Beneran lusa Zion mau olim?!" tanya Abel terkejut. Pasalnya ia tidak tahu kapan Zion akan mengikuti olimpiade. Zion mengangguk. "Maaf Abel nggak tau! Emm... semangat ya Zion! Abel yakin Zion pasti bisa ngerjain soalnya! Jangan lupa berdoa ya Zion supaya lancar, oke?"

Zion yang tadinya merasa takut, kini ia sedikit merasa senang karena Abel menyemangati. "Makasih Abel." Bibirnya tersenyum tipis.

"Sama sama. Kalo Zion menang Abel ada hadiah buat Zion!" ucapnya.

ARKA-ABELWhere stories live. Discover now