Mereka berjalan memasuki rumah itu dan menuju ruangan Adison. Untuk memberikan laporan latihan Orlan hari ini.
Setelah mendapat izin untuk masuk, barulah mereka diperbolehkan menemui Adissn. Pintu dibuka dengan sangat pelan oleh penjaga, agar tidak menggangu ataupun mengejutkan Adison.

"Permisi Tuan,"

"Permisi Opa,"

Ucap mereka berdua dengan sopan. Setelah berhadapan dengan Adison, Andre menjelaskan semua tentang latihan tadi. Orlan hanya diam dan menyimak setiap perkataan Andre. Sedangkan, Adison tersenyum bangga mendengar semua itu.

"Baiklah Andre, kau boleh pergi. Ini gajimu, jika kemampuan Orlan meningkat, maka gajimu setiap pertemuan akan kuberikan bonus tambahan" ucap Adison.

Andre mengucapkan banyak terima kasih, dan segera pamit dari ruangan itu. Setelah Andre pergi, Adison menatap Orlan dan menunggu cucunya itu bicara.
Orlan yang mengetahui itu pun membuka suara.

"Opa, ada yang menggangu pikiranmu?" tanya Orlan.

"Tidak, aku hanya merasa bangga padamu. Dalam hitungan jam, kau menunjukkan bahwa kau pantas menjadi cucu seorang Adison yang sangat hebat ini" puji Adison.

"Opa memuji diri sendiri?" tanya orlan dengan nada bercanda.

"Hey! Anak nakal, kau pun tau siapa aku 'kan?" ucap Adison yang tidak memerlukan jawaban Orlan. "Ngomong-ngomong, kenapa kau bisa bercanda seperti ini dihadapanku. Sementara, dihadapan orang lain kau bersikap seolah kau ini kutub es?" lanjutnya.

"Entahlah Opa, mungkin karena kau Opaku" jawab Orlan.

Sejenak, Orlan terdiam. Menatap sekeliling, berharap ada sebuah foto Ava terpajang disana. Namun nihil , tidak ada 1 benda pun yang bisa Orlan jadikan petunjuk untuk menemui atau sekedar mengetahui wajah Ava.

"Ada yang menggangu pikiranmu?" tanya Adison.

"Opa, kenapa sejak aku berada disini, aku tidak pernah melihat keberadaan Ava?" tanya Orlan.

"Kau sangat ingin mengetahui tentang dia? Nanti juga dia akan menunjukkan wajahnya dihadapanmu, jika dia mau. Jangan kau cari gadis itu, dia akan menghilang dan tidak akan ada satupun yang mengetahuinya. Percayalah, selalu didekatmu" jawabnya.



°°°



Dimalah hari yang sunyi, Orlan duduk dibalkon kamarnya. Perkataan Adi sangat menggangu pikirannya.

"Argh!  Ava, lo dimana sih?" gumam Orlan.

"Kenapa lo malah sembunyi, disaat gue baru tahu bahwa lo masih hidup. Gue rindu sama lo, lo dimana?" lanjutnya.

Tanpa ia sadari, ada yang memperhatikannya sejak tadi. Mata indah itu menatap punggung Orlan dengan penuh kesakitan. Ingin rasanya ia menghampiri Orlan dan memeluk tubuh tinggi Orlan. Namun, dia bekum siap untuk itu.

"Pa, kenapa dulu papa ga percaya sama Orlan? Orlan ga membunu Ava, Orlan sayang Ava. Gimana bisa seorang bocah membunuh kesayangannya sendiri?"

"Ma, Mama cepet sembuh ya. Orlan kangen, pengen peluk Mama. Orlan ga akan jadi anak nakal lagi Ma. Mama boleh pukul Orlan kalau nanti Orlan nakal, jewer Orlan sepuasnya juga boleh. Tapi, Orlan pengen disayang Mama lagi, boleh ya ma?"

Orang itu sudah tidak tahan mendengar setiap rintihan Orlan, ia memutuskan untuk pergi menjauh saat ini. Dan disaat waktu yang tepat, ia akan menemui Orlan.

Ting!

Orlan segera membuka HP yang ada di saku bajunya.
Disana terdapat 215 pesan dari Dero, 50 pesan dari pak Ali, 566 pesan dari 'Setan Kecil' .
Namun, ada 1 notifikasi dari nomor tak dikenal yang menarik perhatian Orlan.

08xxxxxxxxxx
G ush cr gw!
Ava

Sialnya, nomor itu langsung memblokir Orlan.

"Sial! Terlambat buka HP ternyata bisa membuat lo kehilangan seseorang Lan" ucapnya pada diri sendiri.

Setelah itu, ia membuka pesan dari Dero. Orlan memberitahu Dero, bahwa dia baik-baik saja disini, tanpa memberitahu dimana ia berada saat ini.

Ia melanjutkan membaca pesan 'Setan Kecil' itu, siapa lagi kalau bukan Sera. Pesan itu hanya berisi deretan pertanyaan untuk Orlan. Tentang dimana ia, dengan siapa, dan masih banyak lagi. Pesan Sera juga berisi tentang dirinya, ia memberitahu Orlan setiap aktivitas yang ia lakukan. Serta oesan rindu untuk Orlan.

Setan Kecil😈

Aaaa! Owl, lo baca pesan ayang lo yang cakep ini?
Lo masih hidup? Sekarang dimana? Gue jemput ya?
Kangennn😭

Gw pst plg
Tngg

10 menit berlalu, namun tak kunjung ada balasan dari Sera.

L gpp kn?

Hihi maaf Owl, kesenengan sampe lupa bales🐤
Gue udah bales dalem hati padahal tadi, serius deh, ga bohong🐤

Hanya pesan sederhana, namun bisa mengendalikan senyum Orlan yang hilang beberapa menit lalu.
Malam itu, Orlan berjanji akan pulang untuk menemui orang-orang yang ia sayangi. Keluarga, sahabat serta orang istimewa dihatinya. Hati? Mungkin, Orlan pun belum yakin tentang hal itu.











🦉🦉🦉

Siapa disini yang kayak Sera? Berasa udah bales chat, taunya bales dalam hati doang?
Kalo temen author sih sering.huhu [cry]

Btw, ada yang kangen Bebeb Echa dan Dero? Next part kita ketemu mereka yuppsss😚💅

Maaf kalau ada typo dan salah penyampaian ya🙏

Ramein ya, biar cepet up! Luvyu all💜









_TBC_

OWL MANWhere stories live. Discover now