MOTOR

132 25 25
                                    

Fida mematut diri di depan cermin. Memoles setiap bagian wajah dengan bedak tipis. Lantas, mengoleskan sedikit gincu pada bibir. Hal yang baru pertama kali dilakukan, dengan alasan statusnya telah berubah menjadi istri. Fase kehidupan baru yang katanya merupakan gerbang penyempurna. Pernikahan adalah separuh agama. 

Berbagai nasehat guru dan tetua berkelebatan di kepala. Memunculkan berbagai memori yang telah lalu. 

"Jagalah diri baik-baik. Kehormatan wanita itu terletak pada kesuciannya." 

"Kebahagiaan cinta sejati hanya bisa didapat dalam hubungan halal. Tak mungkin ada kesejatian cinta dalam kemaksiatan. Karena yang namanya cinta, pasti memiliki unsur ilahiah di dalamnya."

"Menikah itu beribadah selamanya. Segala hal yang dilakukan dalam ikatan pernikahan, pahalanya dilipatgandakan."

Usai sudah perjuangan Mufidah Zakiyah untuk berusaha terus menjaga diri. Semua berujung keberhasilan di usianya yang menginjak dua puluh tiga tahun. Usia yang masih terbilang belia.

Bukan mudah melakukannya di zaman sekarang. Apalagi, ada saja lelaki yang berusaha mendekati sejak dulu. Padahal, dia selalu berusaha menghindar. Hal yang sangat diwaspadai adalah, jangan sampai berakhir seperti beberapa skandal yang pernah ada dan sempat menjadi bahan gunjingan. Skandal-skandal memalukan hanya karena mengejar cinta terlarang.

Fida bergidik ngeri ketika sejenak kembali bermunculan ingatan tentang berbagai kejadian mengerikan yang terjadi pada beberapa kerabatnya. Meskipun lahir dari lingkungan keluarga konservatif, tapi ada saja kasus dan skandal yang mengejutkan. Hal itulah yang membuat Bu Nyai Marhamah benar-benar mewanti-wanti setiap tingkah laku putrinya.

Tapi, ketika menyadari yang telah didapat kali ini, satu embusan napas lega meluncur panjang. Fida telah menutup masa remaja dengan kebahagiaan. Dan satu lengkungan manis kembali tersungging di bibir.

mimpi rasanya. Bagaimana bisa menikah dengan lelaki yang memang disukai sejak lama. Seperti kisah-kisah di negeri dongeng, bukan? Sangat indah dan romantis.

Terdengar bunyi handle pintu terbuka. Seketika, Fida terperanjat dan menoleh. Lelaki itu muncul dari balik pintu dan tersenyum manis. Desiran hangat menjalari tubuh. Bibir tipis yang membentuk lengkungan indah itu adalah hal pertama yang sempat menyenggol sudut hati tiga tahun lalu. Pertemuan pertama mereka.

"Sudah siap?" Hilmy melangkah ke arah lemari pakaian. Suara bariton itu adalah hal kedua yang menggoyahkan hati. Kembali terpampang jelas memori pertemuan itu di kepala. Pun, perjumpaan berikutnya di depan kantor Gus Sofyan.

"Iya, sudah, Kak. Tinggal pasang hijab saja." Kalimat Fida terjeda oleh hening sesaat, sebab ragu yang tiba-tiba muncul. Apakah Hilmy tak melihat perubahan riasan pada wajahnya? "Kak," panggil Fida ragu-ragu. Dia sedikit menunduk sembari menggigit bibir. "Nggak masalah, kan, kalau aku berdandan sedikit?"

Hilmy yang sudah berdiri di depan lemari, seketika menoleh. Kedua sudut bibirnya tertarik dengan pandangan mata hangat. "Kamu itu sudah cantik. Berdandan atau nggak, tetep bakal cantik."

Seketika, kalimat demi kalimat itu bak hujanan anak panah yang menembus jantung. Panah yang bukannya melukai hati, tapi bidikan dewa asmara yang seketika menimbulkan efek tersengat listrik. Fida menunduk. Dia menggigit bibir. Pipinya menghangat. Pasti, timbul rona merah seketika.

Setelah berupaya menenangkan ritme jantung, perempuan bertubuh mungil itu berdiri dan melangkah ke arah lemari. Membukanya dan mengambil hijab jingga. "Baju-bajuku masih belum semua dipindah ke sini. Tapi, Umi sudah menitahkan khadimah untuk mengurusnya."

Hilmy yang sudah mengganti kaosnya dengan koko cokelat dan masih menghadap pada lemari, seketika menoleh dan mengernyit. Membuat Fida heran dengan perubahan ekspresi wajah suaminya itu. "Apa … nanti di sini akan diutus abdi dalem juga? Apa kita nggak bisa hidup berdua saja dan lebih privasi? Kupikir, Mak Ti saja sudah cukup. Atau … kalau mau, santri putra saja untuk membantu mengurus taman depan."

[END] Sahaja CintaDove le storie prendono vita. Scoprilo ora