43: Penghianat🦋

14.6K 1.5K 34
                                    

Selamat datang lagi di ANC!

"Saya ingin, kita berdua mencontoh dari kisah Yusuf dan Maryam. Yusuf laki-laki yang bisa bertahan ketika di goda perempuan, dan Maryam yang tidak pernah di sentuh oleh laki-laki."

*Shafiya Aila Humaira

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

Allahumma solli 'alaa muhammad, wa 'alaa aali muhammad


Chapter terpanjang! 3000 kata, seneng gak?

Pertemuan dengan klien di selesaikan dengan cepat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pertemuan dengan klien di selesaikan dengan cepat. Salman ingin buru-buru untuk kembali ke Pesantren, membantu mempersiapkan untuk akad lusa.

"Terimakasih atas partisipasinya, saya pamit untuk undur diri. Selamat siang."

Salman berpamitan kepada pada kliennya. Beberapa orang di sana begitu terkesan dengan cara kerja Salman, juga perkataan laki-laki itu yang begitu tegas dan jujur.

"Selamat siang, juga selamat atas pernikahannya." Seorang pria di hadapan Salman menjabat tangannya.

Salman tersenyum, membalas jabatan pria itu. "Terimakasih, saya tunggu kehadirannya."

Setelah berpamitan, Salman segera keluar dari hotel tempat pertemuannya dengan klien tadi. Dia segera bergegas ke parkiran, masuk ke mobilnya dan mengemudikan mobil dengan kecepatan sedang.

Senyumannya tak luntur sedikit pun, ingatannya tiba-tiba tertuju pada kejadian tadi malam.

Salman berbicara di ruang tamu, bersama Aila. Tapi tidak berduaan,  ada Ratu dan Anjani di sana, juga adiknya Aila. Karena Anyelir sedang masak bersama Sabrina.

Salman tiba-tiba ingin mengajak Aila berbicara sebentar, setelah shalat isya berjamaah. Awalnya ia ingin menemani sang Eyang untuk berkeliling pesantren, tapi ada hal yang harus Salman sampaikan kepada Aila.

"Shaf, untuk mahar saya sudah mempersiapkannya. Sesuai perkataan kamu, yang tidak memberatkan saya dan tidak merendahkan kamu. Tapi, saya ingin bertanya hal lain."

Aila mengerutkan alisnya. "Euh, bertanya apa lagi pak?"

"Di beberapa pernikahan, ada perempuan yang meminta hadiah kepada calon suaminya. Bukan perhiasan, ataupun yang sifatnya duniawi. Tetapi hadiahnya di bacakan ayat-ayat Al-Qur'an. Seperti kebanyakan perempuan di luar sana, meminta surah Ar-Rahman sebagai hadiahnya."

"Kamu tahu saya seorang hafidz Qur'an, dan in syaa Allah saya mampu jika kamu memang menginginkannya. Dan saya juga ingin memberikannya kepada kamu. Kamu tidak keberatan?"

Aila tersenyum di balik cadar yang ia kenakan. Kemudian dia menggeleng, karena dari awal dia juga sudah memikirkannya. Tetapi malu untuk meminta kepada Salman.

Aila: Atas Nama Cinta [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang