37: Ayah yang gagal🦋

14K 1.7K 77
                                    

Selamat datang lagi di ANC!

"Ayah saya kriminal, maka besar kemungkinan bahwa saya juga bisa berpotensi menjadi seorang kriminal."

*Putra Imam Adzani

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

Allahumma solli 'alaa muhammad, wa 'alaa aali muhammad

Katakan saja bahwa sebagian dari ucapan Salman adalah kebohongan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Katakan saja bahwa sebagian dari ucapan Salman adalah kebohongan. Kemarin dia memberitahu Aila bahwa hari ini ada meeting mendadak, dan ya memang ada tapi tidak terlalu penting dan bisa di handle oleh Sa'ad selaku sekretaris pribadi Salman. Tapi, Salman memiliki alasan lain untuk tidak memberitahu dulu kepada Aila kemana ia akan pergi saat ini.

Setelah melengkapi persyaratan untuk masuk kedalam Rumah Tahanan Negara (RUTAN) yang berada di Jakarta Pusat, langkah kaki Salman di bawa ke dalam ruangan.

Ruangan yang di hadapannya ada kaca yang menghalangi dirinya dengan seseorang di hadapannya nanti, juga kaca itu terdapat lubang-lubang kecil untuk dapat mendengar satu sama lain ketika berbicara.

Di belakangnya ada polisi yang menunggu, serta mencatat percakapan mereka. Itu di lakukan demi keselamatan pengunjung, juga takut bila tahanan merencanakan untuk kabur, bunuh diri, ataupun melukai tahanan yang lain.

Suara pintu terbuka membuat Salman menatap pria setengah baya yang menggunakan baju tahanan, dan kini duduk di hadapannya.

"Jika kamu Pengacara yang ingin menyakinkan saya untuk mengajukan banding di pengadilan, silahkan pulang karena saya tidak akan menyetujuinya."

Perkataan pertama yang Salman dengar. Pria itu tampak kurus, mata menghitam, serta kulitnya yang seperti mengalami kerusakan. Kenapa pria itu menganggap Salman pengacara? Karena, pakaian yang Salman kenakan memang pakaian kantor. Dan pengacara sering mengenakan pakaian seperti itu.

"Pak Rayyan, perkenalkan nama saya Muhammad Salman Al-Fatih. Anak pertama dari Muhammad Khalid Al-Fatih dan Anyelir Sofia. Bapak ingat?"

Seketika pandangan pria itu menatap lekat ke arah Salman. Bagaimana mungkin dia lupa, Anyelir adalah sahabat Saabira yang pernah ia lihat di rumahnya Saabira di Madura. Juga, Khalid adalah pria yang begitu di hormati di rusun itu.

"Jadi, kamu bukan pengacara?" tanyanya.

Salman menggeleng. "Bukan, saya hanya ingin membicarakan sesuatu kepada pak Rayyan."

"Bicarakan soal apa?"

Salman menaruh tangannya di depan kaca, ada penyanggah seperti meja di sana. Tubuhnya sedikit di condong ke depan, bersikap serius.

Aila: Atas Nama Cinta [TERBIT]Where stories live. Discover now