08: Welcome Jakarta 🦋

22.7K 2.3K 9
                                    

Selamat datang lagi di ANC!
Ambil baiknya aja, buruknya buang jauh-jauh!

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

Allahumma solli 'alaa muhammad, wa 'alaa aali muhammad

Allahumma solli 'alaa muhammad, wa 'alaa aali muhammad

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.

Terik matahari Jakarta memang beda. Begitu menyengat dan rasanya butuh banyak tiupan angin untuk meredakannya.

Perempuan bercadar itu menatap lalu lalang mobil dan motor, serta gedung-gedung tinggi yang terlihat oleh matanya yang sudah berkaca-kaca.

"Ya Allah, aku pernah berjanji tidak akan kembali. Tapi nyatanya takdirmu membawaku kembali ke tempat ini. Jiwanya masih hidup disini, nafasnya masih menghirup udara ini. Dunia sesempit itu, tapi aku mohon jangan pertemukan kami ya Allah, aku sudah berusaha sembuh dan tidak ingin menyiram luka dengan air garam."

Lirih Aila dalam hatinya. Sesak sekali rasanya berada di tempat dimana luka itu menjadi nyata dan sakit yang teramat. Dirinya harus berjuang demi ibu dan adiknya, dia masih memiliki keduanya untuk menjadi alasan tetap bertahan.

Dering telepon Salman membuat Aila mengalihkan pandangannya. Raisa dan Hana tertidur, sedangkan Rayhan fokus nyetir sambil mendengarkan musik melalui earphone di telinganya. Tinggal dirinya dan Salman yang masih sadar.

"Assalamu'alaikum, ada apa tiba-tiba menelpon? Disana masih subuh kan?"

Aila melirik sekilas, memikirkan hari sudah siang dan Salman menyebutkan bahwa di sebrang orang yang menelponnya itu subuh. Perasaan kepo nya kadang muncul tiba-tiba.

"Kenapa gak jadi? Sepenting itukah sampai kamu gak pulang dan lebih milih pergi ke Spanyol sama teman-teman kamu itu?"

Benar kan, Aila memejamkan matanya kala melihat Salman yang juga melirik ke arah spion untuk melihat ke bangku belakang. Tidak tahu alasan kenapa Aila pura-pura tidur, mungkin takut ketahuan nguping.

"Disini lagi ada masalah Dihya, Abang berharap lusa kamu udah di Indonesia. Nyatanya kamu ingkar janji begitu saja,"

Aila menegang, mendengar nama seseorang di sebut oleh Salman.

Dihya.

Pikirannya langsung bertanya apakah Dihya tidak di Indonesia? Lalu dimana laki-laki yang pernah menyakiti perasaannya itu sekarang?

Aila menggeleng pelan, kenapa juga dia harus memikirkan laki-laki yang memang pernah dia kagumi karena kepintaran dan ketaatannya sebelum laki-laki itu berubah menjadi orang yang membencinya.

Aila mendengar Salman bernafas dengan panjang, seolah pasrah terhadap situasi.

"Abang minta setelah dari Spanyol langsung ke indo, walaupun cuman sehari. Jangan pernah menunda Dihya,"

Aila: Atas Nama Cinta [TERBIT]Kde žijí příběhy. Začni objevovat