53: Hai Konstantinopel🦋

15K 1.5K 11
                                    

Selamat datang lagi di ANC!

لَتُفتَحنَّ القُسطنطينيةُ ولنِعمَ الأميرُ أميرُها ولنعم الجيشُ ذلك الجيشُ

“Sesungguhnya akan dibuka kota Konstantinopel, sebaik-baik pemimpin adalah yang memimpin saat itu, dan sebaik-baik pasukan adalah pasukan perang saat itu“.

*Rasulullah Muhammad SAW

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

Allahumma solli 'alaa muhammad, wa 'alaa aali muhammad

Ajakan Dihya untuk pergi ke Hagia Sophia membuat Aila begitu semangat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ajakan Dihya untuk pergi ke Hagia Sophia membuat Aila begitu semangat. Pasalnya, dari dulu salah satu tempat yang paling dia ingin kunjungi adalah masjid fenomenal Hagia Sophia.

Senyuman perempuan itu tidak luntur sejak tadi, bahkan saking senangnya dia tak sadar keluar dari kamar mandi meninggalkan hijabnya.

"Astagfirullah," ucap Dihya yang baru menuruni anak tangga.

Baru kali ini dia melihat Aila tanpa penutup kepala, dan itu membuatnya terkejut. Laki-laki itu membalikan badan, saking terkejutnya.

Aila tersadar, dia menatap Dihya yang membalikan badan. "Pangeran, kenapa balik badan gitu? Ada yang salah?"

"Kamu gak pake hijab Beb," jawab Dihya yang masih memunggungi istrinya.

Aila meraba kepalanya, dan betul saja. Dengan buru-buru, perempuan itu masuk ke dalam kamar mandi. Dihya yang mendengar pintu tertutup, akhirnya membalikan badan.

Dia turun ke bawah, dengan pakaian yang sudah rapih. "Dia kan istri gue, ngapain gue syok? Udah gak papa kali?" gumam Dihya mendudukkan dirinya di sofa.

Di dalam kamar mandi, Aila memegangi dadanya. Serasa jantungnya akan copot karena terkejut.

"Jadilah istri yang mampu menyenangi suami ya La? Sekarang kamu sudah menjadi seorang istri loh, jadi perlihatkan semuanya kepada suami kamu. Karena itu hak dia."

Perkataan Anyelir tempo hari terngiang di ingatannya. "Iya juga, aku kan istri dia, jadi gakpapa dong kalau nunjukin mahkota aku?"

Aila menarik nafas, menenangkan dirinya sendiri. Perempuan itu sadar, satu bulan menikah namun dia belum memperlihatkan mahkotanya kepada suaminya sendiri.

Ceklek

Pintu kamar mandi terbuka. Dihya yang sedang melihat ponsel pun teralihkan karena suara pintu. Laki-laki itu menoleh ke arah kanan, disana terlihat Aila yang berdiri dengan canggung.

Pasmina yang Aila kenakan, hanya di selampirkan di bahu, masih terlihat leher putih perempuan itu. Dihya yang melihatnya memalingkan wajah, dia masih belum diberi izin istri nya untuk melihat mahkota itu.

Aila: Atas Nama Cinta [TERBIT]Where stories live. Discover now