30: Al-Fatih Anniversary🦋

14.3K 1.6K 9
                                    

Selamat datang lagi di ANC!

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

Allahumma solli 'alaa muhammad, wa 'alaa aali muhammad

Bagi sebagian orang waktu kadang berjalan lebih cepat daripada yang dipikirkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Bagi sebagian orang waktu kadang berjalan lebih cepat daripada yang dipikirkan. Namun, dalam situasi tertentu kang sebaliknya, waktu berjalan begitu lambat.

"Ra."

Panggilan itu membuat seorang perempuan yang berdiri di depan jendela menoleh ke arah pintu yang terbuka.

"Iya, Bang. Kenapa?"

Seolah semuanya baik-baik saja. Dia menampilkan senyuman yang tak tersembunyi di balik cadar yang selalu digunakannya.

"Besok kan Aniv perusahaan, kamu bantu bujuk umi ya supaya bisa datang ke Hotel yang udah di sewa buat besok."

Sebuah anggukan di dapatkan Salman dari adik perempuannya. Dia mengelus kepala Ratu, dan di kecupannya sekilas.

"Ih, Abang apaan sih? Kok cium-cium segala. Aku udah besar ya, udah mau lulus S1."

Salman terkekeh. "Ya, Abang juga tahu. Karena itu Abang mau manjain kamu, sebelum kamu benar-benar dewasa dan Abang gak bisa lakuin yang kayak tadi."

"Kode nih?" Tatapan menggoda dari adiknya membuat Salman kembali terkekeh.

"Kode apa sih Dek, hm?"

"Kayaknya bentar lagi ada yang lepas status jomblo nih. Cerita dong siapa perempuan yang sudah membuat abangku yang super dingin ini mencair?"

Salman tidak bisa menahan gelak tawa mendengar penuturan Ratu. "Kenapa kamu berfikir Abang sudah mempunyai perempuan?"

"Tadi Abang bilang kan, takut gak bisa manjain aku lagi. Nanti kan ada ehm, istri nih. Jadi Abang gak mau buat istrinya cemburu karena terlalu manjain adiknya sendiri."

"Gimana kalau kebalikannya?"

Ratu menautkan alisnya, tak paham. "Maksud Abang?"

"Iya, gimana kalau bukan Abang yang punya istri tapi kamu yang nyatanya punya suami duluan kan? Abang gak mungkin dong manjain istri orang, meskipun statusnya masih adik sendiri."

Mendengar itu, Ratu memukul lengan Salman. "Dih, enggak mau. Masa aku yang duluan nikah, ngelangkahin Abang sendiri. Kalau kata orang sih, ogah ya."

Salman mengusap-usap kepala Ratu sambil tertawa pelan. Keheningan menyapa keduanya, tatapan mereka tertuju pada langit malam yang begitu bersih tanpa bintang. Bahkan bulan sendiri pun tidak muncul di permukaan nya, terlalu mewakilkan ada perasaan yang di pendam dalam-dalam. Sakit itu masih nyata, namun statusnya di sembunyikan.

Aila: Atas Nama Cinta [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang