39: Kejanggalan?🦋

14.7K 1.6K 17
                                    

Selamat datang lagi di ANC!

"Memang seharusnya saya tidak percaya kepada siapapun."

*Pangeran Dihya Al-Fatih

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

Allahumma solli 'alaa muhammad, wa 'alaa aali muhammad

Allahumma solli 'alaa muhammad, wa 'alaa aali muhammad

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sudah lebih dari satu Minggu Aila berada di Bandung. Karena sudah disepakati bahwa pernikahannya dengan Salman akan dilangsungkan di Surabaya. Lebih tepatnya di pesantren milik kakek nya Salman. Awalnya Aila menolak, karena malu kalau menikah di pesantren yang bahkan dirinya belum pernah ke sana.

Tapi, Anyelir memaksa dirinya. Dan akhirnya Aila setuju, apalagi setelah Sabrina mengatakan bahwa masih ada kerabat bundanya di Surabaya. Dan Sabrina juga sudah memutuskan kembali ke Surabaya, juga Putra yang akan segera mendaftar kuliah di salah satu universitas di Surabaya.

"La, lo lagi ngapain di kamar? Bantuin bikin sop buntut dong, gue gak tahu resepnya nih."

Aila tersadar dari lamunannya, dia menatap pintu kamar yang masih tertutup. Ternyata, Anjani kini memiliki sopan santun walaupun sedikit. Biasanya gadis itu langsung masuk saja ke kamar Aila.

"Iya sebentar An." Aila berkata sambil meraih hijab instan yang tergeletak di ranjang.

"Oke, gue tunggu di dapur aja." Setelah itu, Aila mendengar langkah kaki menjauh.

Dengan segera Aila menyusul Anjani. Terlihat dapur ibunya kini sudah berantakan, tepung sudah berserakan di lantai. Aila menatap Anjani tak percaya, namun yang ditatap malah nyengir tanpa dosa.

"Astagfirullah, An. Kamu apain dapur ibu sampai berantakan gini? Kamu mau buat sop buntut kan? Terus ini kenapa bisa tepung di mana-mana?" Aila geleng-geleng kepala.

Anjani menggaruk tengkuknya. "Ya, iya. Gue mau buat sop buntut, tepungnya tadi abis bikin adonan donat. Masih di kulkas, belum di goreng kok."

"Seminggu aku di sini, baru kali ini aku lihat kamu masak di rumah ibu. Sebelumnya pernah juga?" Aila menghampiri Anjani, berdiri di sebelahnya.

"Pernah tiga kali mungkin, dan gak sekacau ini sih sebelumnya. Kemarin-kemarin di bantuin ibu juga sih, sebelum lo kesini gue masak eh malah di ganggu."

"Diganggu siapa?"

"Adek lo lah, siapa lagi yang ngeselin di sini selain dia." Anjani memasang wajah jutek setelah mengatakan nama seseorang.

Aila terkekeh. "Kamu belum baikan sama Putra? Kenapa sih, kalau kalian ketemu itu pasti berantem."

"Ya mana gue tahu. Tuh anak emang ngeselin La, pengen gue nikahin sekalian."

Aila: Atas Nama Cinta [TERBIT]Where stories live. Discover now