32. DUKA

80 10 0
                                    

"tadi gimana soal-soalnya?. Susah ngga yang?." Pertanyaan yang keluar dari mulut revalzen membuat cewe di sampingnya menoleh lalu menggeleng.

Keduanya berada di kantin bersama 5 teman cowo dan 2 teman cewenya. Kedua pasutri itu tidak menghiraukan kehadiran teman-teman. Serasa dunia milik berdua.

"Ngga tuh, kamu?" Tanya Zoya, valzen menghela nafas berat

"Susah yang, soalnya ngga duduk sama kamu" balasnya dengan bibir yang mengecup pipi istrinya singkat.

Perlakuan revalzen membuat teman-temannya menyuraki. Terutama kemal yang sempat melempar kulit kacang tepat ke wajah valzen.

"Gini nih kalo tembok ketemu lumut" sindir Azof tertawa, ia senang temannya bucin seperti ini. Tapi ya tau tempat lah yah. Main sosor sembarangan aje

"Ngga apa-apa lah udah sah juga" cetus deryl, cowo itu merangkul pundak Marva di sampingnya.

"Gua kapan anjg kapan!" Sarkas Marva sedikit berteriak

Semua teman cowonya menghela nafas, cerita cinta cowo itu memang selalu berantakan

"Sepupu gua gimana sama Lo?" Tanya revalzen menatap Marva

Marva menghela nafas panjang, menatap revalzen "dia mau ke Amerika selesai ujian besok, dan gua mutusin mau muvone aja. Sekarang gua mau fokus ngegay sama deryl" jelas Marva, deryl yang mendengar itu langsung melepaskan rangkulan di pundak temannya

Semua yang ada di meja itu melongo menatap wajah Marva, wajah cowo itu tidak seperti bercanda "ngga anjg. Walaupun gua ngga pernah pacaran, gua masih waras. Ogah banget ngegay sama dia" sungut deryl, cowo itu frustasi sendiri.

Marva tertawa geli mendengar ucapan-ucapan deryl, temennya ini memang sangat baperan jika menyangkut tentangnya dan perkataanya

"gua bercanda yaelah, gua mau nunggu dia sampe dia kembali lagi" jelas Marva

Di saat marva sedang berbicara, kemal yang tempat duduknya berada di samping laras berucap "Lo sama dia sama aja. Nunggu orang yang ngga pasti, dan orang yang Lo tunggu juga sama-sama suka sama cewe kulkas itu" komentar kemal, cowo itu terlihat menatap keduanya bergantian "daripada Lo nunggu yang ngga jelas, lebih baik Lo pacarn aja sama marva" lanjutnya yang langsung mendapat plototan dari orang yang ada di sana.

"Gendeng banget!" Ujar azof, kenapa kemal bisa berfikir seperti itu?.

Alfarizi menepuk pundak kemal, cowo itu sedikit menggelengkan kepalanya "bukannya yang suka laras lo ya mal?. Sok-sokan jodoh-jodohin orang. Hati Lo aman nih?" Pertanyaan yang keluar dari mulut Alfarizi membuat orang-orang yang berada di meja kantin kembli melotot mendengarnya.

Kemal melotot, cowo itu langsung menutup mulut Alfarizi "mulut Lo!, Mali gw njir. Mana Lo ngomongnya keras banget" crocos kemal dengan pipi memerah

Alfarizi menyingkirkan tangan yang menutupi mulutnya.
Cowo itu menepuk jidatnya dengan wajah terlihat kaget oleh ucapannya sendiri. Ia juga bingung kenapa mulutnya tiba-tiba menjadi Cepu seperti ini, padahal biasanya ngga gini. Karna dia termasuk cowo yang bisa menjaga rahasia.

"Ngga tau anjirr, pita suara gw ngomong sendiri tadi. Gw ngga nyuruh sumpah" balasnya dengan mengacungkan dua jari.

Revalzen berdehem membuat kemal menatap revalzen, wajah cowo itu terlihat menahan senyumnya "kalo suka ya tembak, keduluan orang ketar-ketir Lo" ujar valzen memberi solusi.

"Iya lah anjir, tembak katanya lakik" cetus Azof terkekeh melihat wajah kemal bak kepiting rebus. Jarang sekali ia melihat ekspresi temannya seperti ini.

"Gw-"

"Tembak-tembak!." Potong Marva tersenyum-senyum melihat wajah kemal.

"Sekarang, tembak-tembak" sambung deryl menimpali. Cowok itu juga tidak kalah heboh.

REVALZEN AERLANGGA Where stories live. Discover now