40. SDA

27 20 4
                                    

“Kejadian itu, tak akan pernah hilang dari memori ku”
—Alam Bintang Rayna

“Kejadian itu, tak akan pernah hilang dari memori ku”—Alam Bintang Rayna

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading




"Siapa yang membuat keributan di sini?" tanya lelaki itu. Menatap muridnya yang terdiam tak menjawab pertanyaannya.

Shena mendongakkan kepalanya, memberanikan diri untuk berbicara. Diantara temannya yang terdiam membisu.

"Siapa?! Jawab Bapak! Jangan hanya diam!" nada tinggi Danu, emosi dengan muridnya yang tak kunjung menjawab.

"Apa kalian tidak punya mulut, untuk berbicara? Menjawab pertanyaan saya!"

"Ini semua salah saya Pak," jujur Shena. Mengalihkan semua tatapan ke arahnya.

"Ini semua salah saya Pak. Bukan Kakak saya yang membuat keributan disini. Melainkan saya, Pak." Sahut Sifa, tak ingin kakaknya disalahkan kembali. Akibat dirinya.

"Bukan Pak, itu bukan salah Adik saya. Melainkan saya sendiri yang membuat keributan disini." tolak Shena, menyalahkan dirinya sendiri.

"Dia Pak! Biang keroknya!" Tunjuk Narendra mengarah pada Rizal.

Rizal yang di tunjuk langsung melototkan mata tajam kepada Narendra. "Gue gak tau apa-apa, main tuduh aja!" bantahnya cepat. Tak ingin berurusan kembali dengan guru BK.

"Dasar munafik!" sindir Vano menyiyirkan mulutnya kepada Rizal.

"Kenyataannya lo yang mulai duluan, ngapain juga kita bohong?" ujar Narendra menyudutkan Rizal. Membuat cowok tersebut, bingung ingin menjawab apa.

Danu yang pusing memikirkan perkataan muridnya itu. Langsung membuat kesimpulan. Menyuruh Shena dan Sifa ke ruangnya.

"Sifa... Shena... Ikut saya keruang BK!" Lantangnya langsung melenggang pergi.

Hembusan nafas lega itu nampak jelas dimuka cowok ini. Seraya mengelus dadanya lega. "Syukur, gue gak masuk BK lagi."

"Gara-gara lo ini! Shena masuk ruang BK, kedua kalinya. Dalam sehari!" Kata Narendra menyorot Rizal tajam.

"Seharusnya lo masuk BK lagi. Biar tau rasa!" kecam Vano jengkel dengan cowok tersebut.

"Yang sopan kalau bicara sama Kakak kelasnya! Kena karma, baru tau rasa lo berdua!" Teriak Rizal belagu. Saat Narendra dan Vano, melangkah pergi dari kantin.

SEMESTA DAN ALAM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang