37. SDA

22 18 2
                                    

"Entah saat hari itu, aku sudah mulai membencinya"
- Shena Aulia

Happy Reading




"Dari mana?" datar lelaki itu bertanya.

Lantas cewek ini, yang baru membuka pintu rumah, langsung menutup pintu kembali. Langkah kakinya melenggang cepat, menuju kamarnya. Tanpa memperdulikan keberadaan lelaki tersebut.

"Apa Ayah pernah mengajari mu berbuat seperti itu? Kepada orang yang tak berbuat jahat kepada kamu?" Tanya Kenzo. Berdiri dari duduknya-- menghampiri sang putri.

Cewek ini menghela nafas, membalikkan badannya, menatap malas ayahnya. Dia membual, mengalihkan pandangan ke arah lain.

"Apa yang Ayah pedulikan dengan kehidupan Shena?"

"Lalu untuk apa Ayah membesarkan kamu dengan susah payah?" Tanya balik Kenzo.

"Apa kamu nggak mikir segitunya? Apa Ayah kurang berkorban untuk kamu?"

"AYAH GAK USAH URUSIN HIDUP SHENA! URUS SAJA PUTRI KESAYANGAN AYAH ITU!" Seru Shena menaikkan nada tinggi suaranya.

"YANG SELALU BENAR DI MATA AYAH! DAN NGGAK PERNAH SALAH SEDIKIT PUN. BERBEDA DENGAN SHENA INI! YANG NGGAK TAU DIRI TEPATNYA!" ungkap Shena dengan penuh emosi.

Plak!

Satu tamparan keras itu mendarat di pipi Shena. Shena tertegun kaget, Ayah yang selama ini selalu tidak memarahinya tanpa kekerasan, akhirnya melakukan kekerasan itu, tepat hari ini yang sedang ia tunggu.

Tamparan pertama kali yang ia dapat dari orang ia cintai, untuk pertama kalinya, cinta ayah. Namun, seketika hatinya hancur. Raut wajah yang selalu ceria, kini berubah sendu. Berserta cairan bening, membasahi kelopak mata.

"Shena... Maafin Ayah, Ayah--" lirih Kenzo, memegang tangannya. Yang baru saja menampar Shena.

"AYO YAH! TAMPAR LAGI SHENA! TAMPAR SHENA! AYO TAMPAR SHENA, YAH!" seru Shena tak bisa berkata lagi.

"SINI YAH, TAMPAR LAGI! TAMPAR SHENA SEPUAS AYAH! SELAGI SHENA MASIH HIDUP!" tangis Shena pecah, menunjuk pipinya sendiri, agar ayahnya mau mengikuti perintahnya. Dengan cara menantangnya, menampar pipi.

SEMESTA DAN ALAM Where stories live. Discover now