14. Teror?

60 44 11
                                    

"INGAT BAIK-BAIK, DIAM BUKAN BERARTI LEMAH TAPI SEDANG MEMIKIRKAN BAGAIMANA JADI SETAN YANG TERBAIK!"
–Alam Bintang Rayna

Happy Reading




Happy Reading•••••

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Hey... Siapa suruh kamu ngomong kaya gitu?" Pekik Candra tak terima.

"Emang benar Kak," lirihnya menjawab.

"Semua anak itu, dianggap bermakna bagi orang tuanya. Mana ada anak yang gak bermakna bagi orang tuanya hm?"

"Ada!" Sahut Alam cepat.

"Siapa?"

"Bayi yang tak berdosa. Di buang Ibunya karena ia hamil di luar nikah dan laki-laki itu tak mau bertanggung jawab. Hingga ia yang tak berdosa yang menjadi korbannya." Jawab cewek ini terdengar pilu.

"Kamu mau ketemu Mama gak Dek?" Tanya Candra mengalihkan pembicaraan.

"Mau Kak. Tapi, Mama apa mau ketemu sama aku?" Jawabnya antusias ingin sekali bertemu dengan sang Mama.

"Mama tentu senang sekali ingin bertemu dengan mu. Tapi ketemunya besuk aja ya?" Tawar Candra. Tidak bisa bertemu waktu sekarang.

"Kenapa gak sekarang aja?" Tanya Alam sendu.

"Kan Mama lagi sibuk."

Alam menyungging senyumnya. Dalam hati, ia riang sekali karena akan berjumpa dengan Mamanya. Namun bukan sekarang. Melainkan esuk hari.

☃️☃️☃️☃️☃️

"Untung saja lu gak ketauan ambil mangga orang Ka." Sanjung Vano memuji sang sahabat. Mencuri mangga itu termasuk dosa. Namun berbeda dengan cowok ini, malah memuji sahabatnya ketika melakukan kesalahan– berdosa. Bukan menasehati malah menyanjung itulah Vano. Sahabat tak patut dicontoh.

"Gini-gini gue ahli kalau nyolong mangga orang." Bangganya sendiri dengan hasil curian.

"Tapi lu dosa Ka. Gue juga kena dosanya juga, karena makan hasil nyolong." Balas Narendra juga memikirkan akan dosa yang ia perbuat juga.

"Ya udah lu sana, gak usah ikut makan! Biar gak nambah dosa lagi!" Ketus Arka mengusir cowok disampingnya.

"Dosa gue udah banyak kali. Kalau gue gak habisin mangga ini kan sayang. Terus kan, udah nambah dosa juga." Jawab Narendra terus makan mangga itu walaupun hasil curian.

"Ini kenapa mangga nya manis banget sih. Beda sama yang lain, kecut!" Ungkap Vano akan rasa mangga yang ia makan berbeda.

"Ya kali yang manis wajah lu Van! Tapi lumayan manis lho wajah lu. Dari pada kecut kan gak enak dipandang." Ejek Arka.

SEMESTA DAN ALAM Where stories live. Discover now