30. SDA

46 23 3
                                    

“Jangan terlalu percaya terhadap seseorang yang berjanji kepada mu. Karena mereka akan mengingkari nya terhadap mu tanpa kamu tau”
-

Narendra Karla

Happy Reading




"Lam ..." Panggil Sandra. Alam langsung menoleh ke panggilan itu.

"Hm," jawabnya datar menatap manik mata Sandra.

"Lu tau gak?" Tanya Sandra tiba-tiba. Alam menggeleng, bagaimana ia tau jika Sandra tiba-tiba bertanya.

"Apa?"

"Tadi sebelum lu kesini, gue lihat Vano sama Kak Semesta. Terus gue samperin deh karena penasaran–"

Alam pun langsung menghentikan makan mie-nya. Menatap lekat Sandra.
“Terus mereka bicara apa?"

"Gue juga gak tau," geleng kepala Sandra.

"Kok bisa?"

"Makanya itu. Setahu gue, mereka bilang kaya sebuah perjanjian gitu. Semacam mereka gak musuhan dalam waktu 3 bulan gitu. Pokoknya lupa deh gue. Mereka pelit, gak kasih tau gue ngomong apa diantara mereka." Jelas Sandra kesal. Tidak bisa mendengar detail perkataan Vano dan Semesta.

“Makanya kalau mau ngerti, jangan main nyosor aja. Didengerin sambil sembunyi di tempat yang sepi, itu bagus." Saran Alam kepada Sandra.

"Jadi gagal tau deh, mereka bicara apa. Siapa tau aja penting." Cemberut Alam.

"Sorry Lam. Ini semua salah gue." Maaf Sandra bersalah kepada Alam.

"Apaan sih lo. Orang kaya gitu doang, lu sampai ngerasa bersalah sama gue." Alam menyenggol bahu Sandra sebagai candaan. Agar Sandra tidak menganggap omongannya terlalu serius.

"Tenang wae, entar I'm tanya sendiri ama orangnya." Balas Alam kembali melanjutkan makan mie.

"Ku serahkan padamu bestie." Senyum simpul Sandra membalas.

☃️☃️☃️☃️☃️

Seorang pria melangkahkan kaki di TPU. Ia membawa bunga serta air untuk menaburkan di tempat nisan istri tercintanya yang sudah tiada. Sudah lama sekali dirinya tak mengunjungi makam sang istri lantaran terlalu sibuk dengan duniawi nya.

Ia berjongkok menatap nisan tersebut. Betapa rindunya, setelah sekian lama ia baru datang di tempat yang selalu dinanti itu. Pria itu mengusap nisan tersebut dengan manik mata sendu.

"Apa aku terlalu keterlaluan terhadap dia? Sampai dia marah padaku. Bahkan mengatakan, bahwa dia telah membenciku kemarin malam." Cerita pria itu terhadap sang istri yang seolah berada dihadapannya.

"Apa aku tidak pantas dianggap seorang Ayah? Apa aku kurang memberi dia kasih sayang? Sehingga ia iri dengan Adiknya. Bukannya aku membanding-bandingkan mereka. Tapi, aku hanya kecewa dengan sikap Shena akhir-akhir ini. Ia sering pulang malam, pergi tanpa pamit ke aku dan ... ia berbeda jauh dengan sikapnya yang dulu." Keluh Kenzo menceritakan sang anak terhadap sang istri.

"Aku tau, mungkin setelah mengetahui tentang kejadian itu... ia membenci ku. karena tak bisa menjaga mu dengan baik– hingga Adik iparmu menikmatinya juga. Aku tau kenapa kau berbuat seperti itu, karena kamu membenci ku. Terlebih kau tak pernah mencintaiku." Tenggelam kepalanya di curuk leher. Mengingat kejadian dulu membuatnya semakin terisak.

"Seandainya waktu diputar kembali. Aku memilih tidak ingin bersamamu. Karena... aku juga akan terluka sedalam ini. Hingga sekarang aku masih terjebak oleh cinta itu sendiri."

SEMESTA DAN ALAM Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora