72|| Membutuhkanmu

7.8K 494 95
                                    

Follow sebelum baca, INI PEMAKSAAN!

[Ekstra part 2]

PASTIKAN HATI KALIAN UDAH SIAP BUAT BACA PART INI.

Btw buat yang nanyain kapan aku update Naresh 2, aku bakal update setelah cerita ini 500k++++ pembaca jadi sabar ya🤗😂

Happy reading ❤️

72|| Membutuhkanmu

Naresh terbangun dari tidurnya, waktu sudah menunjukkan pukul delapan pagi. Entah bagaimana caranya ia bisa tertidur, seingatnya ia membaca buku diary bayi yang di tulis oleh istrinya. Tapi tau-tau hari sudah pagi, sepertinya semalam ia terlalu lelah dan akhirnya tertidur.

Aroma bawang dan bahan-bahan dapur menyatu dan menghasilkan aroma wangi dan membuat Indra penciuman tergiur. Naresh membulatkan matanya, dari mana asal aroma masakan itu? Ia bahkan tak masak sama sekali, tidak ada satu orangpun di apartemennya, lantas siapa yang tengah memasak di dapur?

Naresh meranjak dari kamar, ia melangkah menuju dapur dan berharap apa yang ada di pikirannya benar.

"Sayang kamu masak? Itu beneran kamu kan? Berarti aku mimpi?"

Tak ada balasan, wanita yang tengah memasak itu tak menoleh makan menjawab, ia hanya fokus pada masakannya.

"Gren? Itu beneran kamu kan? Semua itu beneran cuman mimpi kan?" Nafas Naresh terlihat memburu.

Wanita yang tengah memasak itu menoleh. "Eh, kamu udah bangun nak? Bunda nganggu ya?"

Laki-laki itu terlihat menahan nafasnya selama lima detik, lalu detik berikutnya ia menghelanya dan menatap kecewa pada apa yang tengah ia lihat. "Kenapa bunda bisa di sini?"

Sarah mematikan kompornya lalu memasukkan nasi goreng yang baru ia masak kedalam wadah yang sudah ia siapkan. "Maaf ya sayang, bunda gak kabarin kamu dulu sebelum kesini. Bunda cuman mau masakin kamu aja, pasti kamu belum sarapan kan?"

"Terus Kiara gimana?" Tanya Naresh.

"Kiara sama Mamanya Agren," jawab Sarah. "Bunda sama Mamanya Agren udah buat jadwal, selama seminggu ini bunda bakal masakin kamu dan Mamanya Agren bakal rawat Kiara, Minggu berikutnya bunda yang bakal jaga Kiara dan Mama mertua kamu yang bakal datang kesini buat masakin kamu." Mendengar itu Naresh mengangguk paham.

"Awalnya Mertua kamu nganjurin buat bayar asisten rumah tangga untuk masakin kamu dan ngurus apart ini juga, tapi Bunda paham sama perasaan kamu sekarang, pasti sulit buat kamu nerima orang baru. Kamu pasti butuh waktu sendiri kan?"

"Makasih Bun," ujar Naresh seadanya.

"Kuliah kamu gimana?" Tanya Sarah.

"Naresh udah izin ke dosen Bun," balas Naresh.

Sarah mengangguk paham. "Ya udah kalau gitu kamu sarapan ya."

Sesudah selesai sarapan, Naresh langsung melajukan mobilnya menuju rumah mertuanya. Ia ingin menemui putrinya, sudah hampir tiga hari ia hanya berfokus pada Agrensi dan kali ini akan menghabiskan waktunya bersama dengan putrinya agar pikirannya tak terlalu terarah pada Agrensi.

Sesampainya di rumah megah itu, Naresh memarkirkan mobilnya sembarangan di halaman rumah itu. Setelah menekan bel, wanita paruh baya berumur kisaran 60 tahunan membukakan pintu untuknya.

"Den, Naresh? Silahkan masuk den."

"Mama ada kan bik?" Tanya Naresh.

"Ada kok Den, ibu lagi di kamar sama Beby Kiara," balas wanita paruh baya itu.

NARESH: HARI BERSAMAMU Where stories live. Discover now