50 | Dia kembali

995 52 3
                                    

Semua berlari dan melihat Haris sudah bercucuran keringat sambil mencoba untuk mencopot ban mobil tersebut.

Semua tertawa sangat menggelegar saat melihat Haris saat ini.

"Hahahaha! Sakit banget perut gue!"

"Mukanya kocak banget!"

"Gak ngerti lagi gue gak kuat!"

"HAHAHAHAHAHAHAHA!!"

Haris menatapnya kesal bukan membantu malah menertawakannya.

"Puas lo ketawa?"

"Lo ngapain Jamal sampe mobil goyang-goyang gitu?" tanya Aldi yang masih belum bisa berhenti tertawa.

"Ini ban apaan sih? Susah banget setan!" gerutu Haris yang sudah putus asa.

"Susah banget?" tanya Desi.

"Bangetnya 100x."

"Lebay banget sih! Coba sini gue coba." Aldi berjalan menuju ban mobil yang ingin di ganti.

Aldi menginjak dengan satu kaki dan itu terlepas membuat semua orang menatap kerah Haris yang masih mengatur nafasnya.

"Itu Aldi bisa coy!" seru Alan sedikit kesal kepada Harus.

"Tadi susah banget anjir!" jawab Harus tidak ingin disalahkan.

"Mana susah sih orang gampang," kata Aldi santai.

"Gue saranin lo makan deh kak biar ga malu-maluin," celetuk Desi kepada Haris.

Haris yang mendengar itu langsung menatap sinis Desi karena sudah menghina dirinya.

"Wah ngajak berantem nih ciwi."

"Iya kak makan aja dulu, pasti capek abis loncat-loncatan," ucap Renata kepada Harus karena kan sejak tadi Haris belum makan.

"Yaudah deh gue mau makan dulu."

20 menit akhirnya ban mobil sudah terlepas sekarang saatnya mengganti ban serep.

Aldi dan Alan mengelap keringatnya dengan kasar sambil tersenyum lebar.

"Perasaan mobil gue kalo ganti ban gak seribet mobil ini dah!"

"Iya anjir menguras tenaga banget!"

"Ayo semangat ini masih ada yang harus di pasang," ucap Cici.

Akhirnya mereka kembali berkerja di bantu Haris yang baru saja selesai makan. Mereka sudah memasang ban mobil itu dengan sangat kencang dan kuat.

"AKHIRNYA KEPASANG JUGA!"

Renata melihat seperti ada yang menganggap dari ban mobil yang sudah terpasang dan hal itu bukan hanya Renata saja melainkan Desi dan Cici juga merasakan hal yang sama.

"Lo berdua sepemikiran sama gue gak sih?" tanya Renata kepada kedua sahabatnya yang mengangguk pelan.

"Sayang," ucap Renata kepada Aldi yang sudah tergeletak di atas aspal bersama Alan dan Haris akibat kelelahan.

"Kenapa?" tanya Aldi tanpa melirik.

"Coba lo liat ban nya."

Mereka bertiga terbangun dan melihat ban mobil yang sudah terpasang itu. Mereka tersenyum lebar sangat lebar sampai urat leher terlihat menonjol.

"Kenapa lo enggak cek dulu itu ban serep kempes juga apa enggak Alan!" seru Aldi geram.

"Gue mana tau bos! Lo juga enggak ngomong."

Yap ban mobil yang sejak tadi mereka pasang adalah ban yang sudah kempes.

"Sialan emang bener-bener menyebalkan!!" seru Haris sembil menendang krikil di aspal.

Pacar Sengklek (On going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang