41 | Anton

812 44 0
                                    

Bingung mau ngapain, akhirnya gak ngapa-ngapain biar gak bingung.

Vii

>>>>>Jangan lupa divote<<<<<

Vinka yang setalah pulang sekolah sengaja mampir di sebuah caffe dekat sekolah seorang diri. Keberadaannya disana membuat salah satu seorang pria yang kebetulan berada di tempat tersebut langsung berjalan menghampiri bangku yang di duduki oleh Vinka sembari tersenyum manis.

"Boleh gabung?" Pria itu adalah Anton mantannya dulu yang sedang berada di hadapannya sembari membawa segelas coffe di tangannya.

Vinka yang terkejut akan kedatangan Anton di hadapannya hanya terdiam dan pada akhirnya mengangguk.

"Gimana kabar lo sekarang?" tanya Anton sangat lembut. Siapapun yang mendengarnya akan kelepek-kelepek tapi lain halnya dengan Vinka yang terlihat biasa saja.

"Baik."

"Lo masih berharap sama Aldian?"

"Bukan urusan lo."

"Coba sekali aja, lo itu sadar kalo ada orang yang bener-bener sayang sama lo bahkan apapun bakalan dilakuin," ucap Anton.

"Gue gak ada perasaan sama lo. Perasaan gue sampe sekarang cuman buat Aldian jadi tolong jangan ganggu gue."

"Gue bakalan lakuin apa yang perintah asal lo mau balikan lagi sama gue," ujar Anton sembari mengelus lembut tangan Vinka.

Entah mengapa pikiran jahat Vinka datang dan ia tersenyum kecil sambil menatap wajah Anton yang tampak sangat serius.

"Beneran bakalan lakuin apapun buat gue?"

"Iya gue bakalan lakuin apapun."

Vinka menjelaskan apa yang harus dilakukan Anton awalnya Anton menolak namun Vinka mencoba meyakinkan yang membuat Anton mengangguk setuju.

>>>>><<<<<

Hari libur yang cerah ini Renata sedang duduk di sebuah taman dekat komplek rumahnya yang lumayan ramai orang. Yaaa pagi ini Renata sedang joging seorang diri dan sekarang ia sedang duduk di kursi taman.

Renata tidak sengaja melihat dompet seseorang yang terjatuh tepat di depan matanya, dengan cepat Renata mengambil dompet hitam tersebut dan berlari mengejar si pemilik dompet.

"TUNGGU!" teriakan Renata membuat orang itu menoleh kebelakang, terlihat pria tampan melihatnya.

"Iya kenapa?" tanyanya.

Renata menyerahkan dompet hitam tersebut. "Dompetnya jatuh mas tadi di sana."

Anton melihat wajah Renata tampak kelelahan akibat mengejarnya dan dompet miliknya yang ada di tangan wanita itu.

"Makasih."

"Iya sama-sama, kalo gitu saya permisi dulu mas," ucap Renata dengan sopan. Saat hendak pergi tiba-tiba tangannya di cekal yang membuatnya terhenti.

"Ada apa ya mas? Uangnya gak saya ambil kok."

"Bukan itu."

"Terus?"

"Sebagai ucapan terimakasih gimana kalo kamu saya traktir makan?"

Renata tanpak sedang berfikir mengiyakan ajakannya atau tidak.

"Oke kalo diem berati setuju."

Anton menarik tangan kecil Renata kemuju pedagang di pinggir taman komplek.

Pacar Sengklek (On going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang