44 | Bertemu lagi

635 40 0
                                    

"Kalau di skala 1-10, cintaku padamu cuma dua, dualamnya setengah mati."
-Aldian Putra Darmawangsa

>>>>>Jangan lupa divote<<<<<

Renata baru saja menyelesaikan tugas-tugas yang telah diberikan oleh guru disekolah. Langit malam yang ditemani oleh bulan dan bintang membuat Renata tersenyum manis betapa indahnya sembari menikmati segelas susu.

Tok! Tok! Tok!

Suara ketukan pintu membuat Renata menoleh kebelakang dan segera membukakan pintu kamar dan terlihat Ana disana.

"Ada apa mah?"

"Mamah mau minta tolong kamu keluar sebentar beli obat untuk Mas Fajar yang lagi sakit," kata Ana membuat Renata mengangkat alisnya.

"Mas Fajar sakit?"

"Iya, pulang ngapus dia langsung sakit."

"Ayah pulang besok jadi mamah minta tolong kamu ya sayang, nanti di temenin sama pak Ujang."

"Aku sendiri juga bisa kok, gak harus di temenin."

"Ini udah malem."

"Ini masih jam 8 malem mah, belum malem banget kok. Lagian jam segini jalan masih rame orang."

"Yaudah kalo begitu mau kamu, ini uangnya."

Renata menggoes sepeda dengan kecepatan sedang. Rambut panjangnya berterbangan membuat siapapun yang melihatnya terpana.

Tidak butuh waktu yang lama untuk sampai apotek karena jaraknya hanya beberapa meter dari perumahannya. Apotek terlihat hanya ada 2 orang yang sedang mengantri. Setelah selesai membeli obat ia lanjut pulang, namun saat sedang menggoes Renata membuatkan mata saat rantainya putus.

"Yah pake putus segala sih! Kalo jalan kan lumayan anjir!"

Mau tidak mau Renata mendorong sepeda dengan perasaan dongkol.

Terdengar suara motor di belakang Renata membuat dirinya menoleh dengan perasaan takut.

"Kenapa sepedahnya di dorong?" tanya orang itu yang masih menggunakan helm.

"Lo siapa?"

Orang itu membuka helmnya dan terpampanglah wajah tampan milik Anton.

"Anton?"

"Iya, Lo kenapa dorong sepedah?"

"Oh, ini tantenya putus. Mau gak mau harus gue dorong deh."

"Coba sini gue benerin siapa tau gue bisa."

"Serius? Lo keliatan rapih banget kayanya lo ada acara penting, mendingan lo lanjut aja gue bisa dorong sampe rumah kok."

"Udah gakpapa santai aja, coba gue liat dulu." Anton mulai mengotak ngatik sepedah Renata.

"Kayanya harus dibawa ke bengkel sepeda deh karna ada yang ilang."

"Iya? Yaudah gakpapa gue dorong aja."

"Gue anter aja."

"Gak usah, gue nggak mau ngerepotin lo."

"Gak ngerepotin, lo naik ke atas motor sambil pegang sepeda lo."

Renata hanya mengangguk pasrah walaupun dalam hatinya ia sangat tidak enak telah merepotkan Anton untuk kedua kalinya.

Renata turun dari atas motor Anton karena sudah sampai di depan rumahnya.

"Makasih ya udah nganter sampe depan rumah," ucap Renata kepada Anton.

"Iya sama-sama."

"Nih buat lo," ucap Renata menyerahkan minuman yang memang sempat di beli sebelum membeli obat ke apotek.

Pacar Sengklek (On going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang