20 | Baper

1.2K 132 101
                                    

Olahragaku tiap hari adalah rebah ke kanan dan rebah ke kiri biar enggak keram dikasur.

>>>>>Jangan lupa divote<<<<<


Sejak tadi Aldi hanya melamun sambil melahap tiktak di tangannya. Alan dan Haris yang melihat itu merasa bingung dan membuka bicara.

"Lo kenapa?" tanya Alan.

"Iya, kenapa lo dari tadi ngelamun kaya orang depresi aja," lanjut Haris.

"Gue lagi bingung." Aldi menatap kedua sahabatnya bergantian.

"Bingung kenapa?" tanya Haris.

"Tau tumben banget lo bingung." Alan terkekeh kecil.

"Gue pengen ngungkapin perasaan gue ke Renata, tapi. Gue takut perasaan gue cuman bertepuk sebelah tangan bro. Apa lagi dia kaya masih berharap sama si Deniel anak OSIS," ujar Aldi dengan suara yang sedikit kecewa.

"Apa salahnya di coba? Masalah di tolak itu urusan paling akhir Al. Jangan sampe cuman gara-gara lo bingung gak jelas kaya gini, Renata bakal berpaling sama orang lain dan nyaman," jelas Haris.

"Gue udah lama banget enggak ngerasain yang namanya jatuh cinta semenjak Vinka ngehianatin gue, dan lo berdua tau sendiri berapa banyak cewe yang mau sama gue dan gue tolak. Tapi enggak tau kenapa pertama kali gue ketemu Renata gue ngerasa ada aura yang beda dari diri dia."

"Renata itu kadang ngeselin tapi gue suka kalo dia udah marah-marah, dia juga cewe unik menurut gue," sambungnya.

"Kita bakal bantuin lo." Senyum Alan dan di ikuti oleh Haris.

"Gue ada rencana bagus." Haris mulai menjelaskan Rencananya kepada Alan dan Aldi.

>>>>><<<<<

Semakin hari kedekatan Aldi dan Renata semakin terlihat dan banyak orang yang mengira mereka tengah menjalin hubungan yang spesial namun tidak di publikasikan. Hari Minggu ini Aldi mengajak Renata ke sebuah tempat yang Renata tidak tahu.

Aldi membawa mobil kesayangannya dan mereka harus membutuhkan waktu yang lumayan lama. Sejak di perjalanan mereka asik bernyanyi ria dan pastinya ada perdebatan kecil diantara mereka.

Mobil Aldi sudah terparkir disana membuat Renata menatap Aldi yang sudah tersenyum manis.

"Yok turun."

"Lo enggak bakal ngapa-ngapin gue kan?" tanya Renata.

"Emang gue mau ngapainin sih? Sekarang tutup mata lo, pake kain ini," ucap Aldi yang menyerahkan kain biru kepada Renata.

"Ribet banget sih!"

"Kalo ada cara ribet kenapa harus yang mudah," ujar Aldi membuat Renata memutar bola matanya malas.

Renata sudah menutup matanya dengan kain dan di situ juga Aldi tersenyum manis.

"Udah?" tanya Aldi.

"Udah."

"Lo enggak ngintip kan?"

"Enggak ih bawel!"

Aldi mulai menuntun Renata ke tempat yang sudah ia rencanakan beberapa hari yang lalu. Angin yang kencang membuat rambut Renata sedikit beterbangan dan suara air yang terdengar begitu jelas di telinga Renata.

Aldi berhenti berjalan membuat Renata ikut berhenti. "Kok berenti? Ini dimana sih? Kok ada suara air. Lo mau bunuh gue ya?"

"Lo mikir kemana sih, Ren. Sekarang kita udah sampe."

Pacar Sengklek (On going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang