Permintaan

1.7K 147 15
                                    

Jangan lupa VOTE + KOMEN YA!

Happy Reading gaesss!
-
-
-
-

-
-

Hari semakin larut, keduanya masih senantiasa duduk di kuris taman yang berada di tepi danau.

Angin malam bertiup lembut, disertai gemericik air danau.

Tangis gadis itu pun kini telah redah. Beberapa waktu lalu Ranna juga sempet menceritakan kejadian apa yang ia alami.

Kavandra sedari tadi hanya mendengarkan, memberi saran pada seorang wanita itu hanyalah sia-sia. Apa lagi dengan kondisi Ranna yang seperti saat ini.

Marah? Jelas, Kavandra sangat marah dengan apa yang telah Leo lakukan pada kekasihnya itu.

Ranna menceritakan bagaimana Leo menamparnya, gadis itu bercerita begitu pilu dan lirih.

Pelukan hangat yang Kavandra berikan menghantarkan gadis itu menuju dunia mimpi. Puas dengan tangis, ia kini terlelap.

Kavandra melirik wajah gadis itu. Yang terlihat jelas merah di pipinya. Pelan-pelan Kavandra mengusap pipi Ranna.

"Emm ...." Ranna tampak terusik. Mungkinkah itu terasa sakit?

Ia hanya bisa menghela nafas pasrah. Toh Kavandra juga masih belum bisa berbuat apa-apa, apa lagi statusnya yang masih tak jelas dengan Ranna.

Hari larut, Kavandra melirik arloji di tangannya. Waktu telah menunjukkan pukul 10.30 wib.

"Udah malem," gumam Kavandra. Ia ingin membangunkan Ranna, tapi akan sangat kasihan jika gadis itu terbangun.

Hingga Kavandra putuskan untuk menggendongnya. Membawanya pulang ke rumahnya, kediaman Abiyanata.

Perjalanan ditempuh sekitar 20 menit dari taman itu. Terlihat jalanan sudah mulai sepi.

Ngomong-ngomong soal Satya, pria itu sudah diberikan kabar soal Ranna. Namun, Kavandra belum menceritakan semuanya.

Intinya sekarang Ranna sudah bersama dengan dirinya. Urusan lainnya belakangan.

Awalnya semua orang kaget kala Kavandra pulang larut, di tambah membawa Ranna yang dalam keadaan tertidur.

•••

"Adek mau ngomong sesuatu sama papa boleh?" Kavandra menghampiri Abi yang tengah berada di ruang kerjanya. Abi yang sedari tadi sibuk mengechek berkas-berkas kontrak kini beralih menatap anak bungsunya.

"Boleh," jawabnya seraya menutup kembali map hijau yang tadi sempat ia buka.

"Apa yang mau adek bicarakan?" tanya Abi seraya tersenyum hangat.

RANNA • END • TELAH TERBITWhere stories live. Discover now