Permintaan

4.4K 334 25
                                    

Hay! Jangan lupa vote+komen ya

Happy Reading gaes

***

1 bulan ....

2 bulan ....

3 bulan ....

Ya, sudah masuk bulan ke 3. Ranna tak kunjung menampakkan diri. Gadis itu tidak bersekolah, tidak bermain, tidak melakukan apapun.

Dengar-dengar ia melakukan pembelajaran dari rumah. 

Tidak ada yang namanya sekolah, Ranna hanya menghabiskan waktunya dengan diam seorang diri di kamar. Dengan kondisi kamar yang selalu remang-remang.

Hanya Satya yang berani menghidupkan saklar lampu, membuka gorden,  dan masuk dengan leluasa. Yang Ranna tau, hanya Satya yang bisa ia percaya. Bahkan, Leo ayahnya saja hanya bisa melihat melalui cctv yg menyorot ke arah kasur saja.

Cctv di pasang sebelum Ranna pelulang, di letakan di bagian yang tidak terlihat. Itu saja hanya menyorot ke arah kasur. Agar masih terdapat ruang private untuknya.

Klekk ....

Pintu kamar terbuka, menghadirkan sosok Satya dengan  dua kantung keresek. Satunnya besae dan satunya sedang.

Satya menghidupkan lampu kamar itu, Ranna sedikit mencipitkan mata silau.

"Mau makan dulu?" tanya Satya. Ranna tak merespon.

Sudah biasa, gadis itu sekarang seakan-akan bisu. Berbicara dengan isyarat saja bersyukur.

Satya mengeluarkan kotak yang berada di dalam kantung keresek yang berukuran kecil. Isinya adalah ayam krispi dengan sambal kesukaan Ranna.

Ranna menoleh menatap kotak itu, aroma yang sangat menggiurkan.

"Beli?"

Kagak Na, mintak.

Satya tersenyum senang, ini kali ke 10 gadis itu mengulurkan suara. Bisa di hitung.

"Iya. Tadi Abang Sa beli di tempat Nana suka makan. Kata Kavandra Nana suka makan di sana," ujar Satya. Panggilan Nana baru-baru ini Satya gunakan. Rasanya lebih ringan di ucapan.

"Kavandra, ya ...." Gadis itu nampak termenung. Bohong jika ia tidak merindukan sosok yang selalu ada untuknya. Hampir 3 bulan ini ia tak bertemu. Entah bagaimana kabarnya, rasanya wajah pria itu sudah mulai samar-samar menghilang.

Satya yang menyadari ekspresi adiknya yang sedikit murung itu tersenyum tipis. Ia duduk dengan makanan yang siap di siapakah ke mulut  Ranna.

"Kenapa? Mau ketemu?" tanya Satya.

Gadis itu menggeleng ragu.

"Kenapa?"

Gadis itu menatap dengan mata berkaca-kaca. Kembali teringat kejadian yang mengguncangnya 3 bulan lalu. Hal itu membuatnya trauma pada laki-laki.

Bahkan sampai detik ini, ia masih diberi obat penenang.

Satya mulai nyendok nasi, dan menyodorkan ke mulut gadis itu. "Kavandra sering nanya-nanya Nana, dia pengen ketemu, dia sering merengek sama abang, sama Kak Rezza buat ketemu kamu. Tapi gak abang bolehin," cerita Satya.

Ranna yang mendengar itu seketika menatapnya.
"Kenapa?" tanyanya.

"Nana kan gak mau ketemu siapapun selain abang," jawab Satya sembari tersenyum.

RANNA • END • TELAH TERBITWhere stories live. Discover now