Kecewa

2K 159 22
                                    

JANGAN LUPA VOTE+KOMEN YA!

Happy Reading gaes
-
-
-
-
_QueenTypo_

"Kalian pulanglah dulu. Kita bicarakan ini nanti," kata Leo dengan suara beratnya. Haider setuju, dan mereka pergi meninggalkan kediaman Leo.

"Papa lihat siapa laki-laki itu?" Leo menatap tajam Satya, begitupun tatapan Satya yang tidak kalah tajam menatap Leo.

"Laki-laki yang selama ini papa bangga-banggakan, ternyata hanyalah seorang bajingan."

"Cukup Satya!"

"Cih." Satya berdecih.

"Ini malah jauh lebih baik, bukan? Kita tidak perlu mencari laki-laki yang telah memperkosa Ranna, dia sendiri yang datang. Anggap saja dia datang untuk bertanggung jawab," ujar Leo.

"Tapi itu gak cukup, Pah!" Satya meninggikan nada suaranya.

"Setelah semua yang udah dia lakuin, itu gak cukup untuk ngembaliin Ranna. Laki-laki kayak dia gak pantes buat Ranna!"

"Lalu bagaimana dengan Ranna, hmm? Dia bahkan tidak pantas untuk sosok seperti Elfino," ujar Leo. Satya yang mendengar itu tersentak kaget. Ia benar-benar tak percaya dengan apa yang diucapkan papanya.

Bisa-bisanya seorang ayah mengatakan hal itu terhadap putrinya sendiri.

Satya tersenyum pahit lalu berkata, "Satya bener-bener kaget papa bilang kayak gini. Ranna itu anak papa, Pah. Dan bisa-bisanya papa bilang kayak gitu? Dimana pikiran papa?" Laki-laki bertubuh jangkung berdiri dihadapan sang ayah. Keduanya hanya berjarak beberapa centi saja.

"Semua yang terjadi terhadap Ranna itu bukan kemauan dia. Itu kesalahan laki-laki brengsek itu," katanya seraya menatap dalam Leo.

"Kalo mama tau papa sekarang kayak gini. Mama pasti bakalan marah banget pah ...," suara Satya mulai terdengar lirih.

Leo menatap mata Satya, mata coklat itu saling beradu. Tatapan yang selama ini selalu terpancar kekesalan, kini turun menjadi sendu dan kecewa. Buru-buru Leo mengalihkan pandangannya, tak ingin menatap lebih dalam lagi.

Satya kecil dulu selalu menunjukkan binar kebanggaan terhadap sang ayah, kini pecah menjadi tatapan kekecewaan dan amarah.  Semua itu jelas alasnya.

"Papa inget gak pesen mama dulu? Kalo inget, lupa? Satya ingetin ya. Ranna dari kecil gak pernah dapet kasih sayang mama sama papa secara utuh. Ranna selalu sendirian dari kecil," ucap Satya dengan nada bicara yang lembut, tetapi mampu masuk kedalam hati Leo.

"Selama itu juga, cuman Satya yang ada buat Ranna. Mama bilang untuk jagain Ranna, kasih dia kasih sayang yang utuh. Mama juga mintak papa untuk bahagiain Ranna," jelas Satya. Laki-laki itu tersenyum kecut menatap laki-laki keras kepala itu.

"Tapi apa? Semua permintaan mama papa lupain. Papa rusak semua kebahagiaan dia, papa lukain dia, papa bikin dia nangis. Pah, papa itu cinta pertama Ranna. Lalu kenapa papa malah merubah diri jadi patah hati pertama Ranna?"

Leo langsung menatap Satya karena kalimat yang menohok dirinya.

"Setelah semua itu. Ranna tetep patuh sama papa," lanjutnya. Satya kembali tersenyum getir.

"Satya bener-bener kecewa sama papa. Pahlawan Satya hilang ternyata. Sekarang pahlawannya Satya udah jadi jahat" ujar Satya sembari menghela nafas berat.

Sebelum ia pergi, Satya menatap wajah sang ayah. Wajah yang sangat lama tak ia lihat sedekat ini. Satya tersenyum kecut, dan hingga akhirnya ia berlalu pergi meninggalkan Leo.

RANNA • END • TELAH TERBITWhere stories live. Discover now