Semua untuk Ranna

2.7K 251 62
                                    

Happy Reading gaes!
jangan lupa vote+komen+follow yak

***

"Gue udah dapat kabar soal perempuan itu."

Hari ini Jex mengajak Elfino untuk datang ke apartemennya. Setelah mencari tau info soal gadis itu selama seminggu, akhirnya Jex mendapatnya.

Sudah pasti kabar buruk yang Jex dapatkan.

Elfino menatap Jex lekat. Ia benar-benar penasaran soal Ranna, dan anaknya.

"Kita-kita benar-benar telat, El." Laki-laki berwajah Ausi itu menundukkan pandangannya, ia tak mampu untuk menatap Elfino.

"Maksud lo?" Elfino benar-benar diselimuti rasa penasaran. Sudah cukup semua kekhawatiran yang selama ini membelenggunya, Elfino benar-benar tidak tahan lagi.

"Anak lo udah gak ada."

Deg!

Sambaran petir di siang bolong menghantam hatinya. Elfino terdiam antara bingung, kaget, dan tak percaya.

"Hari itu pas lo ketemu dia. Cewek itu dibuat aborsi sama bokapnya, dalam kondisi kandungan yang udah berusia dua puluh Minggu."

"Eh bentar, dua puluh Minggu berasa bulan sih?" tanya Elfino tiba-tiba.

"Ck, bentar gue itung." Jex menghitung dengan jari-jarinya. "Lima bulan," jawabnya. Elfino mengangguk kepala, dan kembali dengan wajah sedih.

"Gue denger anak lo cowok," lanjut Jex. Detik itu hati Elfino terasa teriris, dan untuk pertama kalinya Elfino menangis.

"Satu hal yang harus lo tau. Cewek itu nerima anak lo, dan sayang banget. Pikiran lo yang waktu itu benar-benar salah. Sekarang dia masih di rumah sakit, kondisinya gak baik." Jex mengusap pundak Elfino memenangkan laki-laki berahang tajam itu.

"Tapi syukurnya udah sadar. Seminggu lebih ini dia terus pendarahan karena efek dari aborsi itu. Ranna juga mengalami infeksi leher rahim," timpalnya. Jujur Jex juga merasa bersalah, seharusnya ia lebih cekatan dalam mencari Ranna.

Jika semuanya bisa lebih cepat, hal seburuk ini tidak akan terjadi.

"Dia korban kita El. Kita yang udah nempatin dia diposisi kayak gini," ujar Jex. Selama ini Jex selalu menunjuk Elfino sebagai pelaku.

Namun kali ini, sudah beda. Di antara masalah ini ada 'kita'. Semua tidak akan terjadi jika bukan dari Jex, dan tidak akan terjadi jika Elfino mengabulkannya.

"Gu-gue mau liat dia," ucap Elfino seraya mengusap wajahnya.

Jex mengangguk, dan mereka segera bergegas menuju rumah sakit.

***

"Akhirnya kita ketemu." Laki-laki berkulit putih pucat itu memasuki ruangan yang terlihat rapih dan luas.

Matanya menajam menatap sosok laki-laki yang memiliki tatapan tajam sama sepertinya.

"Ada perlu apa?"

Bughh!

Bughh!

"Gue sumpahin lo mati! Meskipun lo bokap gue! Tetep, kematian lo jauh lebih berarti!"

Laki-laki itu menghantamkan tinjunya pada sosok laki-laki yang berstatus sebagai ayahnya. Satya, dengan penuh emosi menghajar Leo dengan membabi buta.

Setalah 10 hari ia sibuk bersama Ranna. Akhirnya laki-laki berkulit putih pucat itu bisa menemui ayahnya untuk menghajarnya.

Untuk pertama kalinya, Leo melihat Satya yang benar-benar seperti orang gila. Satya bahkan tidak memberikan Leo ruang untuk membalas.

RANNA • END • TELAH TERBITWhere stories live. Discover now