Kita sembuh sama-sama

2K 163 24
                                    

JANGAN LUPA VOTE+KOMEN YA!

-
-
-
-
-
-
Happy Reading!
-
-
-

"Lo sakit apa, Ran?"

"Ha?"
Ranna kaget dengan pertanyaan Kavandra yang tiba-tiba.

"Lo sakit apa?" ulangnya. Ranna terdiam sejenak, ia tak tau harus menjawab apa. Ia belum siap untuk memberitahu tentang dirinya.

"Lo kenapa gak jawab?" Kavandra menatap lekat Ranna.

"Gue gak sakit apa-apa," jawabannya bohong. Mendengar itu Kavandra menghela nafas berat, ia kemudian meraih tangan Ranna.

"Jangan sembuyiin apapun dari gue dan orang-orang sekitar lo. Kalo lo sakit, ayok kita sembuh sama-sama." Kalimat itu terdengar lembut dan tulus, ya jelas Kavandra yang bilang

Ranna tersenyum tipis, ia melepaskan satu tangannya dari genggaman tangan Kavandra. Tangan yang tertancap jarum infus itu mengusap kepala Kavandra pelan.

"Kavandra gue makin hari makin dewasa ya," ucapnya sambil terkekeh.

"Makasih udah selalu ada buat gue. Lo harus bahagia ya? Apapun yang terjadi nanti," pesan  Ranna seraya menunjukkan binar dimatanya.

"Gue bahagia, kalo lo bahagia Ran. Lo itu semesta gue. Kalo semestanya gak baik-baik aja, mahluk didalamnya juga gak baik-baik aja." Kata-kata Kavandra sukses membuat hati Ranna terasa nyeri.

Sejujurnya ia tak tega, tapi bagaimana? Dunia terlalu melelahkan untuknya. Namun bagaimana nanti? Jika semuanya sudah tau soal dirinya yang tidak baik-baik saja.

Dengan segenap rasa yang menyiksanya. Ranna menarik napas dalam-dalam, dan menghembuskannya secara perlahan.

"Gue bakalan berusaha," ujar Ranna sembari tersenyum getir. Senyum itu dibalas dengan senyuman hangat Kavandra.

Tak lama kemudian, tiba-tiba pintu ruangan Ranna terbuka. Keduanya terdiam teralih menatap sosok itu.

Wajahnya panik, dan terlihat nafas sosok itu memburu.

Ranna menatapny. "Abang?"

Ya, itu Satya. Segera laki-laki bertubuh jangkung itu berlari memeluk Ranna dengan erat. Ranna tersenyum dan membalas pelukan Satya.

"Gue khawatir sama lo, dek. Lo gak papa, kan?" Satya melonggarkan pelukannya menatap wajah pucat Ranna.

Ranna mengangguk menyakinkan Satya, bahwa dirinya baik-baik saja. "Maaf ya, maafin adek lo yang satu ini. Yang suka bikin lo khawatir," katanya sambil terkekeh.

"Gak,  lo gak salah. Maafin gue yang gak bisa jadi abang yang baik buat lo. Ma-"

"Sutt." Ranna meletakkan jari telunjuknya pada bibir Satya. "Lo udah jagain gue dengan baik. Gue baik-baik aja kok," ujarnya meyakinkan Satya. Tak lupa senyum manis yang ia perlihatkan, untuk meyakinkan Satya bahwa dirinya baik-baik saja.

Kavandra yang melihat momen itu ikut tersenyum. Beruntung, Ranna masih punya sosok Satya yang begitu menyayanginya.

Benar-benar seperti seorang kakak, Satya itu tulus, baik, sabar, dan benar-benar menjaga dengan sepenuh hati.

"Emm, gue pamit dulu ya. Nanti gue kesini lagi." Satya dan Ranna menoleh kearah Kavandra yang sudah bangkit dari tempat duduknya.

"Loh? Kok buru-buru?" tanya Satya.

"Heheh anu, gue ada urusan bang. Ranna udah ada lo. Jadi gue pamit dulu ya," jawab Kavandra. Satya mengangguk paham, lalu bangkit menepuk pundak Kavandra pelan.

"Thanks ya. Lo udah jagain Ranna," kata Satya pada Kavandra. Kavandra tersenyum, dan mengangguk. Ia pun segera pergi meninggalkan ruangan rawat Ranna.

Ia berjalan melewati lorong rumah sakit, terlihat para petugas medis tengah begitu sibuknya merawat pasien. Mungkinkah ia akan seperti itu? Itupun jika ia menuruti keinginan Ranna, untuk menjadi dokter spesialis kanker.

Disaat ia tengah berjalan menuju pintu keluar, netranya menatap sosok yang tak asing. Laki-laki yang tengah mondar-mandir penuh kegelisahan.

Kavandra menyipitkan matanya, niatnya untuk pergi dari rumah sakit ini, ia urungkan.

Ia memasukkan tangannya kedalam kantung celananya, dan berjalan mendekati sosok itu.

"Elfino?" Si pemilik nama menoleh menatap laki-laki yang ada di sisi kirinya. Elfino terdiam, memperhatikan laki-laki itu.

"Elo?"

Kavandra tersenyum smrik. "Gak nyangka ya kita bisa ketemu disini," ucapnya seraya melipat tangan kedada.

"Ini kali ke tiga kita ketemu. Gimana perasaan lo sekarang?" Elfino diam tak menjawab, alih-alih menjawab ia malah mengubah posisinya menghadap Kavandra.

Ia mengangkat dagunya penuh keangkuhan. Jujur saja, Kavandra ingin sekali menghantam wajah angkuh itu. Sangat menjijikkan.

"Lo pacarnya Ranna?" tanya Elfino seraya menautkan sebelah alisnya.

Kavandra diam. Elfino tersenyum sini lalu berkata, "lo tau kan? Gue sama Ranna bakalan nikah. Jadi gue harap lo mulai sekarang lojaga jarak sama Ranna. Karena gue gak suka ada laki-laki lain yang deketin Ranna selain gue. Paham?" Kavandra terkekeh geli dengan kata-kata Elfino.

Yang benar saja, Elfino tampak seperti laki-laki bodoh dengan kata-katanya yang sangat menggelitik hatinya.

Kavandra menepuk pundak Elfino. "Buru-buru bangun deh, bang. Lo masih tidur keknya," ucap Kavandra seraya tersenyum mengejek.

"Maksud lo?" Raut wajah Elfino berubah kala mendengar penuturan Kavandra

"Setelah semua yang udah lo lakuin, lo masih ada muka buat ngomong kayak gitu? Cih! Sadar, lo terlalu hina buat Ranna." Kavandra menatap tajam Elfino. Laki-laki berwajah angkut itu menepis tangan Kavandra yang masih bertengger di atas pundaknya.

Rahang Elfino mengeras, menatap kesal Kavandra. Sedangkan Kavandra? Ia menatap Elfino dengan tatapan sengit. Selama ini ia menimbun semua amarahnya terhadap laki-laki yang sudah melecehkan Ranna. Namun sekarang tidak lagi, karena laki-laki itu sudah ia dapatkan.

"Gue gak akan pernah biarin lo ambil semesta gue!" tegas Kavandra. Setelah mengatakan itu Kavandra pun pergi meninggalkan Elfino.

Wajah laki-laki itu memerah persis seperti udang rebus, rahangnya kaku matanya memanas.

"Sialan. Lo belum tau siapa gue," gumam Elfino seraya menatap punggung lebar milik Kavandra.

Elfino benar-benar salah berkata seperti itu. Ia tidak tau siapa Kavandra, selain menjabat sebagai pujaan hati Ranna. Dia juga pernah menggantikan posisi dirinya.

Elfino tidak tau, siapa Kavandra Abiyanta itu. Bisa saja, kalimat itu dibalik oleh Kavandra.

•••
Huhh, gue up yak! Baca lo pada. Jangan pada ngilang yaa! Btw, kalo ini cerita tamat kl keluar ver Au mau  baca gak? Tp beda alur. Rencana doang loh ya, cita-cita gue cumn namatain nih cerita sesuai keinginan gue. Itu aja hehehe.

Maaf kalo kalian makin hari makin bosen.

Ig. Isoniazide4
Tiktok. QueenTypo

RANNA • END • TELAH TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang