Pencarian

5K 354 9
                                    

Happy Reading gaes!
Jangan lupa vote+komen ya!

[•••]

Hari telah berganti, Ranna sudah menghilang sejak 2 hari lalu. Tak ada kabar dari gadis itu, tim pencarian pun sudah digerakkan secara diam-diam. Namun, seakan ditelan bumi. Gadis itu menghilang tanpa jejak.

"Pokonya saya tidak mau tau! Anak saya Ranna harus segera di temukan," perintah Leo dengan penuh penekanan.

"Jian, kamu chek semua jalur. Untuk mempermudahkan kita untuk menemukan Ranna," titahnya pada seorang pria berusia kisaran 25 tahun itu. Dia adalah asisten pribadi Leo.

"Saya sudah chek semuanya tuan. Tapi akan lebih sulit jika Nona Ranna di bawah pergi menggunakan jalur darat," ucapnya sembari menundukkan kepala.

"Sialan! Saya tidak mau tau. Pokoknya anak saya harus ditemukan SECEPATNYA!" Leo kemudian duduk dengan kasar, seraya memijat pelipisnya yang terasa sakit.

'Di mana kamu, nak?' batin Leo khawatir.

Disisi lain, Ranna masih tergeletak tak berdaya. Netranya begitu lelah, selama 2 hari 3 malam tidak minum ataupun makan. Tubuhnya juga sudah mulai membiru, wajahnya pucat.

'Gak ada satupun orang yang dateng nyelametin gue,' batin Ranna. Netran kembali menitikkan air mata. Rasa sakit ditubuhnya tak lagi terasa, yang terasa saat ini adalah luka di hati yang begitu dalam.

'Gue beneran bakalan mati membusuk disini...."

Bayang-bayang kejadian itu terus berputar seperti kaset di otaknya.

***

"Gimana? Udah ada kabar soal Ranna?"

Satya menggelengkan kepalanya. Wajah lesuh , dan sesekali terdengar suara helahan napas kasar.

"Kita coba cari lagi, oke?" Rezza tersenyum tipis. Kini netranya teralihkan pada sosok yang duduk di pojokan sembari mengetuk-ngetuk jam tangan berwarna hitam di tangan kirinya.

Rezza menghela nafas, kemudian mendekati cowok itu.

"Lo mending pulang, udah 2 hari ini lo kagak sekolah." Rezza mengelus pundak Kavandra.

Kavandra menggeleng'kan kepalanya pelan. "Gue mau cari Ranna, Bang. Pikiran gue gak tenang kalo belum nyari dia," ujarnya lesuh.

"Gue yang bakalan nyariin, lu harus sekolah. Kalo mama sama papa tau, mereka bakalan marah."

"Gak papa, gue ikhlas dimarahin. Yang terpenting Ranna ketemu," ujarnya.

"Susah, bang. Ngomong sama orang bucin," celetup Seno yang dari tadi hanya mendengarkan.

Kavandra menatap tak suka. "Diem ye lu, gue jambak tar."

"Gue jambak balik," balas Seno sembari memasang wajah mengejek. Kavandra merotasikan matanya malas. Suasana mulai runyam dengan perdebatan kecil kedua sahabat itu.

"Udah ye. Gak Usah berisik. Gue kuncir juga mulut kalian atu-atu," celetup Miko yang duduk di sebalah Seno. Bocah yang 1 tahun lebih muda dari keduanya. Meskipun lebih muda, Miko memiliki sifat yang sangat keras dan juga penampilannya yang menolak muda.

Kini semua kembali sepi, hanya ada suara ketukan halus dari arah Kavandra.

Drrrp

"Ranna?!"

Tiba-tiba saja, jam tangan yang Kavandra gunakan bergetar. Hal itu membuat Kavandra kaget, begitupun orang-orang yang ada di ruangan.

"Kenapa-kenapa?" tanya Rezza yang terpelonjak kaget..

RANNA • END • TELAH TERBITМесто, где живут истории. Откройте их для себя