Kembali ke Australia

2K 192 24
                                    

Jangan lupa vote+komen+follow ya!

Happy Reading gaes!

***

"A-ayok pulang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"A-ayok pulang." Ranna bangkit sembari memunggungi Kavandra. Jantung gadis itu berdebar-debar, antara kaget atau takut.

Kavandra memegangi pundaknya yang berasa nyeri pun menatap Ranna. Sejenak ia berpikir apa yang ia lakukan itu salah? Sepertinya iya, terlihat dari respon tubuh Ranna.

"Ayok."

Mendengar itu Ranna langsung berjalan mendahului Kavandra menuju tempat motor pria itu berada. Suasana menjadi canggung, bahkan sampai di rumah Ranna pun gadis itu buru-buru turun.

"Ran."

Langkah Ranna terhenti mendengar panggilan lembut Kavandra.

"Maaf," ucapnya.

Ranna memejamkan matanya. "Lo gak salah. Buat apa minta maaf? Lo harus cepet pulang ya, udah malem besok sekolah." Gadis itu berucap tanpa menghadap Kavandra.

"Lo gak mau liat gue?"

"Besok aja gue liat lo. Gue masuk ya. By!" Ia segera masuk ke dalam rumah dengan tergesa-gesa. Tubuhnya mulai merasakan gejola aneh, tanganya berkeringat peluh mulai membasahi dahi gadis itu.

"Lo dari mana?" tanya Satya yang melihat Ranna jalan terburu-buru menaiki anak tangga.

Seolah tuli gadis itu tak menjawab dan malah melesat cepat menuju lantai 3 kemarnya.

Ranna masuk kedalam kamarnya, menutup pintu dengan cepat tak lupa ia mengunci pintu kamarnya. Tubuhnya tersandar dibalik pintu, dan terduduk lemas.

Entah kenapa? Perlakuan Kavandra barusan mengingatkannya dengan kejadian waktu itu. Ranna meringkuk memeluk kakinya, tubuhnya gemetar.

Tiba-tiba saja? Traumanya kembali menyala. Semua perlakuan Elfino malam itu terulang dalam memorinya. Sekujur tubuhnya gemetar, Ranna benar-benar kacau malam ini.

"Gu-gue kotor ...." lirih gadis itu. Ranna mulai terisak, kepalanya terasa sakit.

Netranya menatap nanar, tubuhnya gemetar hebat ditambah nafasnya tersengal-sengal. Dibalik pintu Ranna merasakan kegilaan yang selama ini menyiksanya. Kini netranya tertuju pada beberapa obat yang berada di nakas. Obat yang harus ia konsumsi setiap harinya.

Dengan cepat gadis itu mengambil obat tersebut dan langsung meminumnya tanpa bantuan air.

Hanya sebuah perlakuan kecik saja mampu membangkitkan trauma gadis itu. Lantas bagaimana? Jika sesuatu yang lebih jauh terjadi?

Jika Kavandra yang melakukan dengan lembut, Elfino melakukan hal menjijikkan itu dengan begitu kasar. Saat ditemukan kondisinya Ranna saja sudah benar-benar hancur.

RANNA • END • TELAH TERBITWhere stories live. Discover now