43. Keyana Meninggal?

15 0 0
                                    

Happy Reading!

Assalamualaikum wr.wb...
Maaf kalau masih banyak typo;)
Maaf juga kalau cerita nya masih berantakan and--
Jelek:)
Makasih buat yang mau baca^^
Jadikan Al Qur'an sebagai bacaan utama!!

-----

"Percayalah bahwa takdir hanya milik Allah, kita yang hanya diciptakan sebagai manusia biasa hanya bisa berusaha dan berdo'a selebihnya Allah yang menghendaki."

~kyna~

Al berlari di koridor rumah sakit menuju ruangan Keyana. Nafasnya memburu karena ia takut terjadi apa-apa dengan adiknya itu. Dalam hati ia terus berdo'a dan berdzikir meminta pertolongan kepada Allah.

Sampai di depan ruangan ICU itu ia mendapati sang bunda dan ayah nya serta Tofa dan Anita di kursi tunggu depan ruangan.

Ia mengontrol nafas nya yang memburu dan detak jantung nya yang berpacu cepat lari tadi.

"Huft.." ia membuang nafasnya, setelah nafasnya kembali normal ia mendekat ke arah yang lainnya.

"Assalamualaikum.." salam nya agak pelan. Mereka ber empat mendongak menatap Al.

"Waalaikumussalam"

Al mencium tangan mereka dan dibalas senyuman oleh mereka, kecuali Ina. Ia terus meneteskan air matanya ketika melihat putra nya itu.

"Hiks"

"Udah bun, bunda jangan nangis terus. Kalau Ana tau bunda sedih, nanti dia ikut sedih." Al mencoba menenangkan Ina.

Ina memeluk Al erat. "Hiks, bu-bunda takut Ke-keya kenapa-napa Fa, hiks." Ucap Ina dengan terbata-bata.

"Ssuuttt, bunda jangan ngomong gitu. Kalau memang takdir Ana seperti ini, kita gak bisa ngapa-ngapain selain meminta pertolongan sama Allah. Bunda harus optimis kalau Ana bisa sembuh." Ucap Al lagi sebelum pikiran bunda nya itu melayang jauh ke atas sana.

"Aamiin.."

"Afa boleh masuk kedalam gak?" Tanya Al setelah melepas pelukannya.

"Jangan dulu, Keya masih ditangani dokter Fa." Jawab Furqon.

Al hanya bisa mengangguk sebagai jawaban. Ia menoleh ke sampingnya, tepatnya ke arah Anita dan Tofa.

Ia tersenyum ke mereka dan dibalas senyuman hangat oleh mereka. Al merentangkan kedua tangannya untum isyarat kepada Anita agar memeluknya.

Dengan cepat Anita menubruk tubuh tegap Al, ia sangat merindukan sosok Algiano Rezvan Alfarizi nya itu. Tanpa bisa dicegah air mata Anita lolos begitu saja karena bahagia bisa berjumpa dengan Al.

"Mama sama Papa udah lama?" Tanya Al masih dalam dekapan Anita.

Anita hanya menggeleng, "belum lama 5 menit sebelum kamu dateng." Jawab Tofa.

Anita melepas pelukannya, ia mengusap lembut pipi mulus  Al dengan sayang. Ia ingin mencium tapi, ia sadar ia bukan ibu kandung nya.

Ceklek

Suara pintu terbuka mengalihkan perhatian mereka semua. Dokter bername tag 'Almeira Raza' itu keluar dari ruangan Keyana. Seketika semua nya berdiri dan mendekat ke dr. Alma. Mereka menatap cemas raut wajah dr. Alma yang menyiratkan kesedihan itu.

Ternyata Tertukar [End]Where stories live. Discover now