40. Koma II

15 0 0
                                    

Happy Reading!

Assalamualaikum wr.wb...
Bagaimana kabar kalian?
Semoga baik dan sehat yaaa^^
Yang lagi sakit, syafakallah/syafakillah okee><
Jadikan Al Qur'an sebagai bacaan utama!!

-----

Kini Al berada di ruang VIP nya. Sedari tadi malam oa tidak bisa tidur karena memikirkan Keyana. Rezi sudah pulang dari tadi habis subuh. Karena ini hari Senin jadi Rezi ia suruh pulang dan sekolah. Tadinya Rezi menolak karena ingin menemaninya, tapi Al paksa agar Rezi tetap sekolah.

Al ingin memberitahu semua nya yang tetjadi kepada ortunya, tapi disisi lain ia juga tidak mau mengganggu urusan mereka.

Teman-teman Keyana dan teman-temannya juga sudah tau keadaannya saat ini. Mereka akan menjenguk nya setelah pulang sekolah nanti. Mereka juga syok karena tau kalau Keyana koma. Bahkan Ira dan Fika sudah menangis karena mendengar kabar buruk Keyana.

Ceklek

Suara pintu terbuka membuyarkan lamunan Al. Ternyata suster yang bertugas mengantarkan makanan pasien.

"Selamat pagi mas, ini makanannya silahkan dimakan dan obat nya jangan lupa diminum ya?" Ucap suster tersebut dengan senyum nya.

"Terima kasih sus." Jawab Al dengan membalas senyum si suster.

"Iya sama-sama" ucap suster dengan menganggukan kepalanya.

"Kalau begitu saya pamit dulu." Pamit si suster.

"Eh sus?" Panggil Al kepada suster tersebut membuat si suster berhenti dan membalikkan badannya.

"Ya? Ada yang bisa saya bantu mas?"

"Kursi roda yang ada di depan pintu itu tolong dibawa kesini ya? Mau saya gunakan soalnya."

"Oh ya, sebentar ya." Kemudian si suster keluar dan kembali masuk dengan kursi roda yang didorongnya.

"Terima kasih."

"Iya, ada yang bisa saya bantu lagi?"

"Sudah, sekali lagi terima kasih."

Suster tersebut hanya menganggukan kepala dan tersenyum sebagai jawaban.

Setelah suster itu pergi, Al turun dari brankar nya dengan hati-hati dan menarik infusnya, ia ingin melihat kondisi adiknya. Ia merasakan kalau badannya seperti habis gulat karena sakit semua akibat mobilnya semalam yang terbentur cukup keras.

Mengingat kejadian semalam membuat dirinya merasa sangat bersalah. Ia tidak tau nanti bagaimana reaksi kedua ortu nya kalau tau ia yang membuat Keyana koma.

Memikirkan itu membuat kepala nya pusing kembali. Ia menggelengkan kepala nya dan melanjutkan rencana nya untuk ke ruang ICU. Dengan pelan-pelan ia mendorong kursi roda nya sendiri.

Sekitar 5 menit, ia sampai di ruang ICU. Ia berganti pakaian dulu dan memakai masker untuk masuk ke ruangan.

Setelah selesai ia mulai masuk dan menghampiri adiknya yang sedang berbaring di atas brankar dengan alat-alat medis yang melekat di tubuhnya, dan mata yang masih tertutup rapat seakan tak mau membuka nya sedikitpun.

Al yang melihat itu, juga bisa merasakan apa yang Keyana rasakan. Tau lah ya? Ikatan batin twins.

Al mengusap lembut kepala Keyana yang terbalut perban dan khimar instannya. Ia mencium kening sang adik dengan sayang. Wajah yang biasanya selalu ceria dan selalu dihiasi dengan senyuman, kini hanya terlihat pucat dan tak ada senyumannya lagi.

"Assalamualaikum Ana nya abang? Gimana keadaan nya sekarang? Udah lebih baik kan? Kok gak bangun-bangun sih? Enggak capek ya merem terus?" Tanya Al beruntun berharap ada jawaban dari snag lawan bicara, namun hasilnya nihil.

Ternyata Tertukar [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang