54. Kecelakaan

9 0 0
                                    

Happy Reading!

Assalamualaikum wr.wb...
Hii, beberapa part lagi end yaa><
Jadikan Al Qur'an sebagai bacaan utama!!

-----

Di malam hari yang sunyi, Al mengemasi barang-barang nya di koper besar yang sudah membentang di atas kasurnya.

Seperti rencananya beberapa waktu lalu, ia memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya di pesantren terlebih dahulu. Ia ingin mendapat banyak ilmu agama yang selama ini telah ia banyak tinggalkan. Ia akan mondok di pesantren teman Furqon di Surabaya.

Tok tok tok!

Suara ketukan pintu mengalihkan perhatiannya dari baju-baju di atas kasurnya itu. Ia melangkah ke arah pintu untuk membukanya.

Ceklek

Ia membuka pintu dan menampilkan sosok adik kembarnya yang hanya memakai piama dengan rambut yang digerai indah. Tak seperti biasanya, biasanya Keyana hanya melepas khimarnya bila berada di kamar nya saja, tapi kali ini tidak.

Tanpa permisi, Keyana nyelonong masuk ke kamar Al, meninggalkan Al di depan pintu dengan raut wajah bingungnya.

Kemudian Keyana duduk di pinggir kasur dengan menatap barang-barang yang Al kemas. Al menghampirinya dan mengelus puncak kepalanya yang tak tertutup khimar.

Al  duduk disamping Keyana lalu memutar kepala Keyana agar mengahadapnya.

Setelah Keyana menoleh dan menghadap Al, netra keduanya bertemu. Saling menatap dengan dalam netra hitam pekat dari keduanya.

Setelah sadar Al berdeham keras sampai Keyana tersadar dari lamunannya. "Kenapa?" Tanya Al.

Keyana hanya menggeleng. Kemudian menunduk.

Al mengangkat dagu Keyana agar tidak menunduk. "Kenapa? Bilang sama abang, ada apa? Gak biasanya seperti ini, hmm?"

Seketika Keyana langsung memeluk tubuh kekar Al, Al pun membalas nya dengan hangat. 

"Abang..." lirih Keyana yang menyembunyikan wajahnya di dada bidang Al.

Al mengelus kepala adiknya itu dengan sayang lalu mengecup singkat dahi sang adik.

"Kok rasanya Ana gak mau pisah sama abang ya? Perasaan Ana gak karuan bang." Ucap Keyana lalu menghela napas beratnya.

"Why?" Keyana menggedikan bahu nya.

"Mungkin cuma perasaan lo aja. Pasti lo abis maraton novel yang sad end kan?" Tebak Al dan langsung diangguki Keyana. Memang benar, dari tadi siang ia membaca sebuah novel yang menceritakan kisah adik kakak yang akhirnya ending nya sad.

"Lagian abang juga gak lama kok, cuma satu tahun aja. Abang pengen seperti ustadz-ustadz diluar sana yang mengerti banyak ilmu agama dan bisa membimbing keluarga nya ke jalan yang benar Na. Itu yang abang mau."

Keyana tertegun mendengarnya. "Tapi bang--"

"Ana merasakan ada sesuatu yang gak beres setelah ini."

"Shuttttt, udah ya. Buang pikiran buruk lo itu, ganti dengan pikiran-pikiran yang baik. Okay?"

Keyana hanya bisa menghela napasnya, lalu mengangguk dan memejamkan matanya dengan kepala yang ia sandarkan di dada abang nya.

Jujur saja, saat ini Keyana merasakan akan ada hal aneh. Tapi, ia juga tidak tau, karena ia juga gak bisa melihat masa depan. Hanya Allah saja yang mengetahui apa yang akan Ia takdirkan.

Ternyata Tertukar [End]Where stories live. Discover now