Chapter: Forty

1.8K 526 86
                                    

"Boy I'll never need a diamond ring. 'Cause my personality's already sparkling."
Mia Rodriguez ft. Yung Baby Tate – Billion Dollar Bitch

*

"Ini, Kak, udah selesai. Aku juga tambahin beberapa gambar yang sesuai sama tema cerita biar layout-nya nggak kosong."

Laras menerima flashdisk yang diserahkan Daemon dengan antusias. "Oh ya? Tapi gambarnya nggak copyright, kan?" tanya perempuan itu memastikan jika tidak ada pelanggaran yang nantinya merugikan.

Daemon menggeleng. "Nggak, aku bisa jamin itu."

Senyum Laras pun mengembang. "Wah, kamu benar-benar totalitas ya." Kemudian ia menyilangkan kedua lengannya di bawah dada. "Hmm, kamu free hari ini? Atau mau jalan sama Meera?"

"Meera nggak tahu aku ke sini. Aku juga nggak berniat ngabarin dia, takut ganggu. Dia ada beberapa hutang video endorsement yang belum dibikin katanya. Nggak enak sama brand kalau diundur-undur lagi," ujar Daemon panjang lebar. Ia juga tidak mengerti mengapa perlu "menjelaskannya" di depan Laras, padahal sebelumnya selalu merasa takut berbicara lama-lama dengan perempuan itu.

"Oalah. Aku nggak tahu soal itu, Meera emang udah dua harian di kamar terus." Laras manggut-manggut. "Kalau begitu, kamu bisa dong ya hari ini ke HS?"

"HS?"

"Iya. Sekalian bawa CV kamu. Oh iya, sama KTP jangan lupa."

Daemon mengerjap-ngerjap. "B-buat apa ya, Kak?"

"KTP untuk masuk. Kalau CV ya buat kerja dong. Kamu mau, kan, gabung sama HS Publishers?"

"Ng ..." Daemon menggaruk pelipisnya. "Kak Ras bahkan belum cek hasil kerjaan aku."

"Cukup dari prosesnya, aku percaya kok. Kamu kelihatan orang yang inisiatif dan tanggung jawab." Laras menepuk ringan lengan Daemon karena bahu pemuda itu terlalu tinggi untuk digapai. "Gih, temui Bara hari ini juga."

***

Daemon menarik napas dalam-dalam sebelum akhirnya mengembuskannya perlahan. Ia bahkan belum masuk ke dalam gedung, tapi memikirkan dirinya harus menemui Bara membuat perutnya serasa diremas alias mulas.

"Mau ketemu siapa?" tanya petugas keamanan yang bertugas di depan pintu.

"M-mau ngasih CV." Daemon menunjukkan amplop cokelat besar di tangannya.

"Waduh, kita lagi nggak nerima lowongan kerja, Mas."

Daemon menelan ludah. Ia baru akan mengangguk pasrah dan hendak berbalik badan, melewatkan kesempatan yang diberikan Laras, sampai suara berat di ambang pintu kaca menghentikan aksi kaburnya.

"Mau ke mana? Ruangan saya di dalam, bukan di luar." Dengan kedua tangan tenggelam di saku celana, pemilik HS Entertainment itu mengedikkan dagu. "Ikut saya."

Daemon mengangguk. Ia ingin segera mengekori Bara, tapi banner Peduli Lindungi di depan pintu masuk membuatnya terlebih dulu mengeluarkan ponselnya dan menge-scan barcode. Hal yang membuat satpam di dekatnya geregetan! Bisa-bisanya makhluk tiang listrik ini tidak menyegerakan perintah bos besar! Walaupun tindakan tersebut bukanlah sesuatu yang buruk, justru benar adanya, tetap saja. Ibaratnya, kalau tuan rumah sudah bersuara, itulah aturan yang pertama harus dilakukan.

Usai check in telah berhasil di aplikasinya, Daemon bergegas masuk ke dalam dan mengekori Bara yang dengan "sabar" menunggunya. Ia bahkan tidak perlu menukarkan KTP pada resepsionis untuk akses masuk sebagaimana yang Laras juga sampaikan padanya.

DANGER: The Devil Wears High Heels #3Où les histoires vivent. Découvrez maintenant