30. Kejutan Dibalik Kejutan

8 5 1
                                    

"Ada yang mau gue omongin besok. Dijamin kalian bakalan kaget."

Kekehan kecil lolos dari bibir Kina mengingat semalam sesaat setelah ia mengirimkan pesan tersebut ke grup "Tukang Galon New", Abel langsung kelabakan seperti cacing Alaska.

"Apaan? Ngomong sekarang aja. Kan UTS udah kelar."

"Tentang siapa? Pasti Celine, ya?".

"Anjiiirrrr, cuma dibaca."

"Woy, Dara! Lo pasti udah tahu, ya?"

Dan, Kina dan Dara kompak untuk tidak membalas. Keduanya justru sibuk di grup sebelah membahas soal Kimia bersama Celine.

"Hati-hati, Kin," pesan Bu Nita sebelum putrinya turun dari mobil.

"Iya, Ibu juga, ya."

Bersamaan dengan menjauhnya mobil sang ibu, Kina menjejakkan kakinya di lobi sekolah. Aroma manis tak lama memenuhi indera penciumannya. Kina menoleh dan mendapati Ivanna berjalan di sebelahnya. Mereka sama-sama menyunggingkan senyum.

"Gimana UTS?" tanya Ivanna disusul tawa ringan.

"Ya ... cukuplah buat kepala migrain."

Gadis itu manggut-manggut. "Mau ke kantin nggak?"

Kina melirik jam tangannya. Masih cukup banyak waktu sebelum bel masuk, tetapi masalahnya perutnya sudah kenyang karena selalu dipaksa sarapan sebelum berangkat sekolah.

"Hari ini nggak ada pelajaran, kok," celetuk Ivanna sudah menggandeng tangan Kina menuju kantin.

Mungkin karena sebagian besar murid sudah tahu kalau hari ini free, kantin terlihat berjubel, meski masih pagi. Ivanna menarik Kina ke meja yang kosong. Tak dinyana, ternyata dua dari sekumpulan cowok yang berkerubung tidak jauh dari mereka adalah Jevon dan Dean. Iya, ada dua cowok itu, tapi sayangnya tidak ada Mikha. Kina jadi sedikit kecewa. Bibirnya secara refleks mengukir samar senyum kecut.

Jevon diikuti Dean berjalan menghampiri. "Tuh, tanya Ivanna kalau nggak percaya," kata cowok yang jika dilihat dari tampilan layar ponselnya baru selesai bermain game online.

"Hari ini beneran nggak pelajaran, Iv?" tanya Dean memastikan.

Ivanna yang masih menimang-nimang makanan apa yang hendak dibeli hanya mengangguk.

"Tumben banget, yah." Kina dan Dean menyeletuk bersamaan.

Jevon dan Ivanna saling melirik penuh arti, lalu tertawa menggoda.

"Cie, barengan. Jangan-jangan sehati, nih," goda Jevon.

"Inget Mikha, Bro. Masa iya nikung teman sendiri," sanggah Dean cepat. Detik berikutnya keningnya mengernyit. "Eh, tapi, kalau Kina maunya sama gue, sih, gue mau-mau aja."

"Ya, kali downgrade! Jangan mau, Kin!" ucap Ivanna meruntuhkan angan-angan Dean.

"Lo kalau ngomong nggak usah nyelekit bisa nggak, sih?" Dean mengangkat dagunya menantang.

Ivanna berdecak. "Udah, ah, gue mau beli soto. Ada yang mau nitip nggak?"

"Es kopi susu." Dean menyebutkan pesanannya.

"Cokelat panas satu, ya, Iv," ucap Kina.

Berbeda dengan kedua temannya, Jevon lantas bangkit berdiri. "Ayo, aku temenin. Aku juga mau beli soto."

Sontak saja Dean memeragakan orang mual. Jevon dan Ivanna tampak tidak peduli, keduanya sudah berlalu menuju stand yang dituju. Sementara Kina hanya tertawa melihatnya.

"Omong-omong, Kin," Dean menarik kursinya agar lebih dekat dengan Kina yang duduk berseberangan dengannya, "lo kalau mau info tentang Mikha, tanya sama gue aja. Gue temenan sama dia dari SD. Boroknya dia, gue tahu semua."

The Rain and I Where stories live. Discover now