45. Dibalik Buku Harian dan Setangkai Bunga Sakura

99 49 17
                                    

Beberapa tahun lalu...

Di sebuah daerah bernama Yomitsu hidup seorang penulis sekaligus penyihir. Beberapa tahun berlalu dan saat ini penulis tersebut sudah berumur 35 tahun, l ribuan buku telah ia ciptakan. Selain itu, ia juga memutuskan untuk hidup sendiri, jadi tak ada lagi yang bisa ia lakukan selain menulis buku sebanyak yang ia mau. Sebelum itu, ia juga sempat merawat keponakannya, tapi di sisi lain karena memang sudah waktunya berpisah, akhirnya ia pun kembali menjadi penulis. Seperti mengasingkan diri saja...

Pada suatu hari, ia memutuskan pergi ke sebuah desa terpencil untuk mencari inspirasi dimana desa terpencil itu ia temukan tak sengaja saat memasuki sebuah portal yang juga tak sengaja ia buka melalui buku yang pernah ia temukan beberapa waktu lalu.

Sesampainya ia di sana, pandangannya tertuju pada sebuah sisa-sisa reruntuhan yang tampak seperti bekas kastel terletak di ujung jalan sana. Secara sangat kebetulan ia berpapasan dengan seorang gadis cantik berambut merah muda yang mana gadis itu terlihat seumuran dengannya. Di sisi lain, karena ia merasa membutuhkan informasi akhirnya ia pun mulai bertanya pada gadis tersebut.

"Ano... sumimasen," ucap penulis itu permisi pada gadis yang hendak ia tanyai.

"Ya, ada gerangan apa anda kemari?" tanya gadis itu penuh hormat.

"Perkenalan saya Giroru Kino. Saya ingin bertanya pada anda, bangunan apa yang sebelumnya berdiri di sana?" tanyanya sambil menunjuk ke arah reruntuhan bangunan itu untuk memastikan apakah dugaannya benar.

"Ohh itu, dulunya itu adalah sebuah kastel. Rumor mengatakan putri mereka memiliki sihir hitam dan pada suatu malam saat bulan biru bersinar sihir hitam itu tak terkendali dan membuat bangunan itu hancur bersama penghuninya," jelas gadis bermata biru muda keunguan itu.

"Lalu apa yang terjadi pada sang putri?" tanya penulis yang bernama Giroru tersebut yang merasa penasaran.

"Mmmm... tidak ada yang tahu," ucapnya sambil menjeda sebentar.

"Souka, kalau begitu. Arigatou gozaimasu," ucap Giroru yang merasa mendapat informasi yang bagus tersebut.

Hening...

"Ngomong-ngomong, apa anda ingin tinggal di rumah saya? Lagipula hari akan segera malam," usul gadis itu setelah mereka terdiam beberapa saat.

Tampak langit yang berubah menjadi jingga karena matahari hendak menghilang dari pandangan, mau istirahat dia.

"Mmm benar juga, mana mungkin saya tidur di luar. Baiklah, dengan senang hati saya akan tinggal di rumah anda. Tapi apakah tidak apa-apa jika saya di rumah anda?"

"Tentu saja tidak apa-apa, lagi pula ini adalah tempat terpencil yang dikelilingi hutan," jelas gadis itu. Merasa memang tidak ada yang perlu ia khawatirkan, mereka pun mulai berjalan ke rumah milik gadis itu.

"Oh ya, nama anda siapa?" tanya Giroru saat mereka sedang di jalan.

"Panggil saja saya Hikari," ucapnya singkat dan Giroru pun mengangguk.

"Benar juga, kenapa di sini sepi sekali? Bagaimana dengan keluarga anda?" tanya Giroru lagi yang masih merasa sedikit aneh dengan tempat itu setelah ia melihat ke sekeliling tempat itu dengan lebih jelas.

"Tentu saja, karena saya tinggal sendiri di sini. Itu dia rumahnya," ucap Hikari sambil menunjuk rumah di ujung jalan setapak.

Rumah itu sedikit kotor karena terbuat dari anyaman bambu dan berlantaikan tanah. Walaupun begitu, rumah itu tampak nyaman untuk di tinggali.

"Taruh tas anda di sana," ucap Hikari sambil menunjuk sebuah meja kecil setelah mereka masuk ke dalam rumahnya.

"Oh ya, Hikari-san. Apakah saya bisa melihat reruntuhan bangunan tadi?" tanya Giroru setelah meletakkan tasnya itu.

Kekuatan Imajinasi HanabiNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ