18. Okashii na

137 86 15
                                    

Terlihat dua gadis berambut perak dan gradasi hitam biru sedang berjalan berdampingan di jalan yang cukup lenggang. Ya, mereka adalah Hikaru dan Hanabi yang sedang berjalan ke sekolah mereka karena hari baru telah dimulai.

Saat di jalan tersebut Hikaru melihat Hanabi seperti sedang memikirkan sesuatu. Sampai sampai Hanabi tidak melihat ada batu di depannya dan hampir saja tersandung untung Hikaru langsung menangkapnya dan setelahnya Hanabi masih larut dengan pikirannya. Hikaru, cepat sadarkan Hanabi! Bisa gawat nanti kalau di biarkan.

"Hanabi-san? Daijoubu?" tanyanya. Ah ya, mereka mulai memanggil nama depan sejak tadi malam, supaya lebih akrab katanya.

Hanabi tidak merespon pertanyaan Hikaru itu. Akhirnya Hikaru pun memilih jalan itu untuk membuat Hanabi menjawabnya... Mencubit pipinya. Bagus, author bangga sama kamu.

"Itai... Hikaru-san!" ucap Hanabi sambil memegangi pipinya yang sudah memerah.

"Hehe... gomen... lagi pula ditanya malah tidak dijawab. Kau sedang memikirkan apa?" tanya Hikaru penasaran apa yang sedang ada di dalam pikiran Hanabi.

"Hah... bukan apa-apa kok, ayo sebaiknya kita bergegas sepertinya bel akan berbunyi," Hanabi pun menambah kecepatan dengan berlari kecil mendahului Hikaru.

"Padahal masih empat puluh lima menit lagi," ucap Hikaru sambil melihat jam raksasa yang ada di gedung sekolah saat jarak mereka sudah 5 meter.

---

"Okashii na," gumam Hanabi merasa ada yang aneh saat ia sudah sampai di kelas dan duduk di bangkunya beberapa menit lalu.

"Sudah beberapa hari ini tidak ada makhluk yang muncul, bahkan anehnya Yui, Kaito dan ayah pergi di hari yang sama. Terlebih lagi Yui dan Kaito tidak memberitahuku apa tujuan mereka pergi. Apa mereka sekongkol dengan ayah? Hahaha... apa yang kau pikirkan Hanabi? Mana mungkin seperti itu?" batin Hanabi kemudian sedikit tersenyum kecil dan menggelengkan kepalanya di akhir. Ternyata itu yang ada dipikirannya ( ̄- ̄)

Hikaru yang duduk di depan tak sengaja melihat perilaku aneh Hanabi pun langsung menghampirinya.

"Hanabi-san," panggilnya sambil berdiri di depan Hanabi.

"A, Hikaru-san? Nandesuka?" tanya Hanabi sambil sedikit mendongakkan kepalanya.

"Etto... Apa kau sedang memikirkan sesuatu?" tanya Hikaru to the point.

"E, kenapa aku tanya seperti itu?" batin Hikaru heran dengan tingkahnya sendiri.

"Mmm, aku tidak memikirkan apapun," jawab Hanabi mengelak.

"Uso... Aku tadi melihatmu menggelengkan kepala kemudian tertawa kecil sendiri, pasti kau memikirkan sesuatu, 'kan?" ujar Hikaru berusaha memojokkan Hanabi agar mengatakan apa yang ia pikirkan.

"Hora! Yamada-sensei sudah datang," ucap Hanabi sambil menunjuk ke arah guru sastra itu yang sudah masuk kelas, karena tidak ada pilihan Hikaru pun kembali ke bangkunya.

---

Tak terasa sekarang sudah masuk jam istirahat, seperti biasa Hanabi selalu membawa bekal sendiri dan makan di dalam kelas. Jujur saja suasana di sini sangat nyaman, tidak seperti kantin yang selalu ribut seperti ada unjuk rasa penurunan harga sembako.

"Hanabi-san, setelah pulang aku ingin pergi ke toko buku apa kau mau ikut?" tanya Hikaru saat sedang menyantap bekal yang ia siapkan bersama Hanabi tadi pagi.

"Toko buku ya? Sepertinya aku juga sudah lama tidak ke sana. Baiklah, aku ikut," ucap Hanabi, terakhir kali Hanabi ke toko buku itu adalah 5 bulan lalu saat itu adalah mood nya untuk membaca novel, bahkan saat itu ia langsung membeli 20 buku.

Kekuatan Imajinasi HanabiWhere stories live. Discover now