28. "Sesuatu yang lebih besar"

161 95 47
                                    

Di sebuah ruangan yang berwarna serba hitam dan ungu tua, berdirilah seseorang dengan menggunakan jubah identitas mereka. Orang itu berdiri, diam, dan melihat keluar jendela entah apa yang ia lihat.

Beberapa saat kemudian muncul di belakangnya sebuah portal berwarna hitam dan ungu. Bersama dengan itu muncul juga seorang laki-laki yang lebih tinggi darinya.

"Kau sudah kembali, Zen?" ucap orang itu tanpa membalikkan badannya.

"Ya, Master," ucap orang bernama Zen itu sambil sedikit membungkukkan badannya.

Orang itu pun membalikkan badannya sambil tersenyum licik, "bagus, kau berhasil menyelesaikan tugasmu," ucap orang itu. Jika dilihat dari penampilannya ia seperti berumur 40-an.

"Sekarang, tinggal satu tahap lagi dan kita pasti akan mendapatkannya. Hahahahaha..." tawa orang itu sampai bergema di dalam ruangan itu, bisa dibayangkan seberapa menyeramkannya?

---

Di lain tempat, tampak seorang gadis tak sadarkan diri disebuah ruangan yang gelap. Ia memiliki rambut berwarna hitam dengan gradasi biru dan tampak menggunakan seragam sekolah miliknya.

Tak lama kemudian gadis itu tampak bergerak sedikit, perlahan membuka matanya.

"Apa yang terjadi?" tanyanya sambil berusaha duduk. Tidak ada orang di sana, bahkan suara serangga sekecil apapun tak terdengar.

Akhirnya ia pun benar-benar sadar, namun ia merasa sedikit aneh dengan mata kirinya. Saat menyentuh di area sekitar pipi dan menurunkan kembali jarinya, ia melihat ada bercak aneh di sana.

Karena sangat gelap di sana ia pun terfikir untuk mengeluarkan api, "fire," ucapnya dan di tangan kanannya pun muncul api yang, bisa dibilang kecil. Ia pun mendekatkan tangannya ke bercak tadi dan...

"Darah?" tanyanya saat melihat di jarinya ada bercak berwarna merah. Tidak salah lagi, itu adalah darah.

"Apa aku terluka?" lanjut, tapi jika ia terluka bukankah itu akan perih tapi ia tidak merasakan apa pun, hanya ada rasa mengganjal di mata kirinya.

Ia pun kemudian menutup mata kanannya dengan tangan kanannya, untuk mengecek apakah matanya itu masih bisa melihat atau tidak. Dan... ia bisa melihat, tidak ada yang salah, lalu kenapa rasanya aneh.

"Yui-chan," ia memanggil makhluk itu sambil melihat ke belakang, tapi tidak ada. Ia pun yang baru menyadarinya langsung terkejut.

Ia pun memilih bangkit untuk mecari pintu keluar dari ruang itu, mungkin saja ada. Matanya menatap ke segala arah dan ia tidak melihat pintu di sana.

"Sebenarnya tempat apa ini? Kenapa aku tiba-tiba di sini?" tanyanya dan kemudian ia menemukan jendela yang tertutup gorden, pantas saja gelap.

Perlahan tapi pasti ia berusaha mendekati jendela itu. Setelah menggeser gorden itu, tampaklah sebuah pemandangan yang amat aneh di sana seperti awan warna warni tapi tidak beraturan, menggumpal, meliuk-liuk, berputar, bertabrakan, dan berpecah. Yang pasti itu adalah pemandangan yang sangat aneh.

"Sebenarnya ini dimana?" tanyanya lagi karena belum juga menemukan jawaban, kemudian ia tiba-tiba teringat dengan makhluk kuda bersayap yang ada di kalungnya. Dan ternyata kalung itu masih ada di lehernya, tanpa basa-basi ia pun memanggil Kagami untuk keluar.

"Kagami," ucapnya, dan kemudian kalung itu mulai bersinar dan di depannya mulai muncul wujud pegasus dengan surai perpaduan warna biru dan ungu, serta mata yang berwarna kuning cerah. Juga kalung kecil yang melingkar di lehernya, tapi tubuhnya saat ini berukuran lebih kecil.

"Kagami? Kenapa kau kecil?" tanya saat melihat pegasus itu dengan seksama.

"Hanabi-sama, sepertinya karena kita ada di tempat ini," ucap Kagami sambil terbang untuk menyejajarkan pandangan mereka.

Kekuatan Imajinasi HanabiWhere stories live. Discover now