34. Bangkit

128 88 15
                                    

Semakin lama Hanabi semakin ditarik ke dasar laut, dengan sekuat tenaga pula ia mencoba untuk naik ke atas dimana ia juga mulai kehabisan napas.

"Aku tidak bisa bertahan lebih lama," ucapnya dalam hati sambil berusaha melepaskan diri dari benda yang entah bagaimana wujudnya itu. Ia pun terfikir untuk mengeluarkan sihirnya.

Hanabi mulai mengarahkan tangan kanannya ke arah kaki kanan yang terlilit itu.

"Wind," ucapnya yang juga dalam hati itu dan dari tangan kanannya muncul 3 angin yang tajam berbentuk sabit. Namun, bukannya melepas lilitan itu, angin tersebut malah melukai kakinya. Walaupun tidak terlalu dalam, tapi jika didalam air itu rasanya perih sekali.

Karena usahanya tidak membuahkan hasil, ia pun akhirnya pasrah dengan kesadaran yang mulai menghilang karena kehabisan nafas.

Beralih ke Kaito yang panik melihat Hanabi seperti ditarik sesuatu itu. Setelah menjernihkan pikirannya ia pun langsung masuk ke dalam air di titik Hanabi tertarik itu, untung ia bisa berenang.

Setelah beberapa menit terus menyelam, ia melihat Hanabi dari kejauhan yang sepertinya sudah kehilangan kesadaran itu. "Hanabi bertahanlah," ucapnya dalam hati dan terus menyelam untuk menggapai Hanabi. Di sisi lain, tampak kulit Kaito yang seperti menguap dengan meninggalkan bekas seperti melepuh. Eh?

---

Sementara di tempat lain, tepatnya di perpustakaan. Tampak Miyu yang sedang membereskan buku-buku yang beberapa saat lalu baru saja dikembalikan dari peminjamannya. Ia meletakkan buku-buku itu di tempatnya seharusnya, selain itu hanya ada ia disini semua pengurus perpustakaan masih sibuk dengan urusannya masing-masing.

Ditengah kegiatannya itu, tanpa diundang Yui langsung muncul di depannya. Sontak ia pun terkejut dengan sedikit sentakan, buku-buku yang ia pegang pun ikut jatuh.

"Bisakah kau tidak mengejutkanku?" tanyanya sambil mengambil kembali buku-buku itu.

"Hahaha... ku kira kau tidak bisa terkejut," ucap Yui sambil tertawa puas.

"Kau pikir aku batu," ucap Miyu dengan fokus meletakkan beberapa buku yang tersisa.

"Are?" didengar dari nada bicaranya Yui terlihat heran dan matanya terarah jelas ke Miyu. Miyu yang merasa diperhatikan pun ikut menaikkan sebelah alisnya seperti memberi isyarat "kau kenapa?"

"Entah apa aku yang salah, tapi sepertinya warna mata mu memudar," ucap Yui pelan.

"Apa maksudmu?" tanya Miyu dan pandangannya beralih ke cermin yang kebetulan di sebelahnya untuk melihat pantulan wajah... Lebih tepat matanya.

Dan benar saja warna matanya memudar menjadi coklat muda, matanya pun langsung membulat setelah sadar apa yang sebenarnya terjadi.

"Yui, ayo kita teleport ke tempat Kaito. Cepat!" ucapnya kemudian dengan wajah panik.

"Apa maksudmu?" tanya Yui sedikit heran dengan tingkah Miyu itu

"Ku jelaskan nanti, cepat! kita harus ke sana," pinta Miyu dengan wajah yang semakin panik ditambah matanya yang menjadi coklat pucat. Yui pun mengubah wujudnya untuk menggunakan elemen cahaya yang ada di dirinya agar hasilnya lebih optimal.

Selain bisa untuk menyembuhkan, elemen cahaya juga bisa digunakan untuk melacak sesuatu yang entah dimana, nama kemampuannya adalah radar.

Setelah beberapa menit Yui menutup matanya untuk mencari posisi Kaito berada, sekarang ia sudah menemukannya.

"Teleportation," ucapnya dan dibawah kaki mereka muncul lingkaran sihir berwarna hijau untuk berteleportasi.

---

Kekuatan Imajinasi HanabiWhere stories live. Discover now