1. Hanabi Shikusa

346 176 214
                                    

Tak terasa tiga tahun pun berlalu sejak kepergian Giroru. Dimana kali ini kita berpindah ke dunia nyata, tempat seorang gadis remaja yang tinggal bersama ayahnya.

"Ohayou, tou-chan," sapa seorang gadis berseragam sekolah setelah keluar dari kamarnya dan berjalan menuju meja makan. Gadis bernama Hanabi Shikusa itu memiliki rambut hitam dengan gradasi biru tua dengan mata berwarna biru cerah.

"Ohayou, Hanabi-chan," jawab seseorang dengan usia sekitar 40an itu sambil tersenyum. Orang itu adalah ayahnya dan namanya Koyagi Shikusa.

"Yare yare, sudah berapa lama kau jadi berangkat sepagi ini?" tanya orang dengan rambut coklat kehitaman dengan mata warna biru cerah itu.

"Hehe, mau bagaimana lagi? Sebagai seorang pengurus perpustakaan apa pun akan kau lakukan," ucap gadis itu dengan percaya diri. Ia mendapat jabatan itu sejak 3 bulan lalu karena ia sangat sering datang ke perpustakaan.

"Tapi kau jangan sampai mengabaikan kesehatanmu," ucap ayahnya mengingatkan.

"Ryokai," balas Hanabi dengan posisi tangan kanan sedang hormat sementara tangan kiri memegang roti.

"Sepertinya malam ini ayah akan pulang terlambat," ucap ayahnya dengan nada sedikit bersalah.

"Ki ni shinai de, bukan kah itu sudah biasa?" jawab Hanabi dimana ia harap ayahnya tidak terlalu khawatir, kemudian duduk di kursi yang biasa ia duduki saat makan di ruang makan.

"Apa kau tidak apa-apa sendirian di rumah?" tanya ayahnya yang merasa khawatir.

"Em, aku pasti baik-baik saja," ucapnya sambil memakan roti yang ia pegang.

"Baiklah, nanti kalau ada apa-apa telepon saja ya," ucapnya dan di balas anggukan oleh Hanabi.

"Ah ya, apa kau sudah punya sahabat?" seketika gadis itu pun terdiam.

Itu adalah sebuah pertanyaan yang tidak ingin ia dengar, dimana ia sering mengalami masa-masa kelam bersama teman-temannya. Ia bahkan sudah mulai menyerah untuk memiliki sahabat lagi. Tampak gadis itu yang kemudian bangkit dari tempat duduknya sambil menenteng tasnya. Teman sama sahabat beda loh ya.

"Itte kimasu," ucapnya dengan nada datar sambil berjalan dengan lesu. Entah mengapa ia selalu risih dengan pertanyaan itu.

"Itte rasai," ayahnya yang melihat itu pun menjadi sedih, ia pun memutuskan untuk tidak bertanya masalah sahabat dengan putri satu-satunya itu dan akan menjadi hal ini adalah yang terakhir.

---

"Kenapalah ayah selalu menanyakan hal itu? Hhhh, apa mungkin sebaiknya aku hilang saja dari dunia ini? Bertemu ibu kalau bisa sekalian," gumamnya sambil berjalan menuju ke sekolah.

Sesampainya ia di sekolah, seperti biasa semua tampak sepi. Ia pun pergi ke perpustakaan untuk merapikan daftar peminjaman buku yang masih berantakan dan hal lainnya.

"Wahh, kenapa banyak sekali? Sepertinya kemarin banyak yang meminjam buku. Ah ya, kenapa aku heran? Beberapa hari lagi 'kan ada ujian untuk kelas 9 di tambah kelasku juga ada tugas meresensi buku," ucapnya sambil merapikan data di dalam komputer di hadapannya.

"Pagi... E, Hanabi-san? Sejak kapan kau di sini?" ucap seseorang masuk ke dalam perpustakaan. Orang itu mempunyai rambut biru dengan mata yang senada, dengan memakai kacamata berwarna emasnya membuat hawa kutu bukunya semakin terasa.

 Orang itu mempunyai rambut biru dengan mata yang senada, dengan memakai kacamata berwarna emasnya membuat hawa kutu bukunya semakin terasa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Kekuatan Imajinasi HanabiWhere stories live. Discover now