9. Kabut

193 119 37
                                    

"Kau kenapa?" tanya Yui saat mereka sedang di dalam lorong cahaya, ia melihat Hanabi seperti sedang memikirkan sesuatu.

"Sepertinya kita ada di dimensi itu cukup lama, apakah di dunia nyata sudah malam?" ucap Hanabi khawatir.

"Jangan khawatir, dengan sihir ku selama apapun kita di dalam dimensi lain itu jika di dunia nyata kita hanya menghabiskan 5 menit saja," jelas Yui. Seperti mesin waktu Doraemon saja.

"Yokatta," ucap Hanabi merasa lega.

"Hanabi, bisa kau memegang ku?" pinta Yui tiba-tiba.

"Ha? Untuk apa?" tanya Hanabi sambil memegang badan Yui.

"Kaito-san?! A– apa yang kau lakukan di sini?" tanya Hanabi saat keluar dari lorong cahaya dan menjumpai Kaito yang sedang berdiri tepat di depannya.

"Syukurlah," ucap Kaito seperti merasa lega tapi itu juga membuat Hanabi bingung.

"Tadi aku melihat mu seperti patung, aku panggil-panggil kau tetap diam. Aku pikir kau sedang mengamati apa, tapi saat mengikuti arah mata mu tidak ada apa-apa," jelas Kaito. Bisa di katakan ketika Hanabi memasuki dimensi pegasus itu, hanya jiwanya saja yang masuk sementara tubuhnya tidak ikut.

"Begitu ya".

"Memang apa yang sedang kau lakukan?" tanya Kaito.

"Mmmm... entahlah aku memang kadang seperti ini," ucap Hanabi asal. "Baiklah, sepertinya sudah waktunya aku pulang, aku pergi dulu ya," ucap Hanabi kemudian berjalan menjauh sambil melambaikan tangan.

Sementara Kaito terus melihat Hanabi hingga ia menghilang saat sudah jauh dari sekolah dan entah dari mana asalnya, tiba-tiba ia mendapat perhatian dari seseorang yang mana ia dapat mendengarnya melalui telepati.

"Ryokai," tutur Kaito singkat pada seseorang entah siapa dan di mana yang memberikan perintah itu.

---

"Hhhh, aku tak percaya hidupku akan berubah secepat ini," ucap Hanabi sambil menjatuhkan diri ke kasur setelah selesai mandi.

"Apa boleh buat, anggap saja ini takdir mu," ucap Yui.

"Lihat, di buku ini tertulis sesuatu," ucap Hanabi saat membuka buku berjudul "Kembang Api" dengan posisi yang masih sama, Yui pun ikut melihat.

Di buku itu tertulis penjelasan tetang pegasus yang sudah mereka tangkap.

"Jadi bayangan waktu itu berasal dari cermin, dengan kata lain kekuatan yang ia miliki adalah cermin," ucap Yui setelah membaca penjelasan di bawah gambar pegasus yang telah mereka tangkap.

"Cermin? Kagami?" ucap Hanabi sambil beralih ke posisi duduk di pinggiran ranjangnya dan kemudian muncul kata yang menunjukkan nama pegasus itu.

"Namanya Kagami," ucap Yui setelah melihat kata itu muncul.

"Kalau dipikir-pikir setelah aku membaca buku 'Pegasus Terakhir' ini aku baru tahu namanya sekarang," tutur Hanabi sambil berusaha mengingat-ingat.

"Oh ya, ngomong ngomong kau dapat buku itu dari mana?" tanya Yui tentang buku 'Pegasus Terakhir' yang tak sengaja Hanabi temukan itu.

"Buku ini? Tadi aku tak sengaja menemukannya di perpustakaan," Yui tampak sedang memikirkan sesuatu.

"Kenapa? Kau merasakan ada makhluk lagi?" tanya Hanabi.

"Iie. Tapi entah kenapa aku rasa ada sesuatu dengan perpustakaan di sekolah mu. Kau lihat saja, semua ini berawal dari dan karena perpustakaan, kan?" jelas Yui.

"Mmm, karena kau bilang begitu sepertinya memang benar. Ah sudahlah, lebih baik aku mengecek tugas-tugas yang belum ku kerjakan," ucap Hanabi, kemudian ia pun melangkah menuju ke meja belajarnya yang mungkin saja ada tugas yang belum ia buat.

Kekuatan Imajinasi HanabiWo Geschichten leben. Entdecke jetzt