17

1.6K 89 0
                                    

Andi menarik rambut Amanda lalu menyeretnya hingga keluar dari kamar. Amanda yang belum mengerti situasi hanya bisa mengerang dan sesekali memberikan perlawanan.

"Kamu mau jadi pelacur kayak ibu kamu ha" seru Andi dengan nada yang meninggi.

"Apaan pa. Rasta salah apa?" Balas Amanda meminta sebuah penjelasan.

Andi melempar satu majalah. Lebih tepatnya majalah dewasa dengan foto Rasta berada di sampulnya.

Amanda menggigit bibirnya. "Gimana bisa"

"Dasar bocah gak tau di untung!!. Sudah capek-capek dibesarkan malah memperburuk nama keluarga!!" Teriak Andi sambil menendang perut Amanda berkali-kali.

Andi kembali menarik rambut Amanda. Dia menyeretnya menuju ke ruangan kecil dengan Lemari kayu berukuran sedang. Tanpa pikir panjang Andi membanting Amanda agar masuk ke dalam lemari lalu menguncinya dari luar.

"Ini hukuman untuk kamu. Jangan harap kamu bisa makan atau minum hari ini".

"Heh sinting" seru Amanda mulai panik.

"Keluarin gue anjing!!!".

"Brak!!!.. Brak!!!.. Brak!!!" Dia berusaha menendang pintunya. Namun hasilnya nihil, bukannya terbuka tapi kakinya malah sakit.

"Woiiii!!!... Bangsat!!!... Buka Anjing!!!".

Amanda menarik rambutnya karena kesal. Dia menatap setiap sudut lemari berusaha untuk mencari celah. Namun semuanya gelap. "Dahlah kalau tau gini gue langsung mati aja dulu".

****

Bintang terbangun karena ponselnya berdering. Tangannya meraba segala tempat yang dapat dia jangkau lalu akhirnya ponsel itu ada di genggamannya.

"Hemmm... Ada apa?"

"Woi... Liat foto yang gue kirim" perintah Rico dengan nada agak panik.

Dengan rasa kantuk Bintang melihatnya. Dan seketika matanya membelalak ketika melihat foto majalah dengan Rasta sebagai bintang utamanya.

"Dari mana lo dapet ini?"

"Ya elah. Lo kagak tau ya, jaman sekarang majalah kayak gitu ya bisa dapet dari mana-mana".

"Anjing. Kok bisa, jelas-jelas kemarin. Argh..." Bintang mengacak rambutnya karena frustasi. "Yaudah gue tutup dulu".

Bintang mencoba menghubungi Rasta, namun tidak berhasil. "Sial, pasti ortunya udah tau" .

Dia mengambil jaket lalu bergegas menuju rumah Rasta dengan motornya.

"Bisa-bisanya. Para bajingan itu padahal jelas-jelas gue udah bayar hutangnya anjing".

Karena jalanan yang renggang akhirnya Bintang sampai di depan rumah Rasta. Tanpa pikir panjang dia memencet bel yang ada di gerbang berkali-kali.

"Eh mas ganteng. Cari siapa ya?" Tanya pak kebun yang kebetulan sedang menyiram tanaman di halaman rumah.

"Maaf pak, tolong panggilkan Rasta. Saya Bintang, pacarnya".

Seketika raut wajah pak kebun berubah. Dia agak gugup dan mencoba kembali memasang senyuman ramah di wajahnya. "Maaf nona Rasta lagi sibuk. Gak bisa diganggu".

"Biarin saya masuk pak, cuma sebentar kok. Beneran" ucap Bintang berusaha memohon. Tapi tetap saja orang itu menolak dengan berbagai alasan.

CRAZY GIRL (transmigrasi) ENDWhere stories live. Discover now